Pasar Pantau Perang Ukraina-Rusia, Dow Futures Melemah Tipis

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
03 March 2022 20:20
Trader Timothy Nick works in his booth on the floor of the New York Stock Exchange, Thursday, Jan. 9, 2020. Stocks are opening broadly higher on Wall Street as traders welcome news that China's top trade official will head to Washington next week to sign a preliminary trade deal with the U.S. (AP Photo/Richard Drew)
Foto: Bursa saham Amerika Serikat (AS) (AP Photo/Richard Drew)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak berjangka (futures) indeks bursa Amerika Serikat (AS) melemah tipis pada perdagangan Kamis (3/3/2022), setelah Wall Street menghijau pada penutupan perdagangan kemarin.

Kontrak futures indeks Dow Jones turun 30 poin sementara kontrak serupa indeks S&P 500 melemah sangat tipis, dan kontrak futures Nasdaq tertekan 0,32%. Investor masih memantau perkembangan di Ukraina, di mana perang memasuki pekan kedua.

"Situasi sangat mudah berubah di Ukraina... Kita tidak bisa mengukur dasar terbawah indeks saham, tapi masih percaya bahwa ekonomi AS tahun ini akan tumbuh di atas rata-rata," tutur perencana senior pasar global Wells Fargo Investment Institute Scott Wren dikutip CNBC.

Akibat krisis Ukraina, harga energi dunia pun melesat. Harga minyak mentah acuan AS yakni West Texas Intermediate (WTI) lompat 2,34% menjadi US$ 113,13 per barel sementara minyak acuan global jenis Brent tumbuh 1,6% ke level US$ 114.84/barel.

Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS (US Treasury) tenor 10 tahun yang menjadi acuan pasar pun melemah menjadi 1,86%. Pelemahan yield mengindikasikan harga yang naik karena tingginya permintaan atas aset minim risiko tersebut.

Di AS, pasar akan memantau pidato bos bank sentral (Federal Reserve/The Fed) Jerome Powell di depan Senat setelah kemarin mengurangi nada agresifnya dalam penaikan suku bunga acuan, meski masih membuka peluang kenaikan lebih dari 25 basis poin (bp).

Pelaku pasar sebelumnya telah sepenuhnya menghapus peluang kenaikan 50 bps pada Maret ini, meski sepanjang tahun masih memperkirakan ada kenaikan enam kali, menurut model yang dibuat CME Group melalui perangkat FedWatch.

Investor juga akan memantau data klaim tunjangan pengangguran pekan lalu, yang menurut polling Dow Jones akan berujung pada angka 225.000 klaim. Data ekonomi lain yang akan dirilis hari ini adalah produktivitas, penjualan mingguan, dan outlook sektor Jasa versi ISM.

Pada perdagangan kemarin, Dow Jones ditutup lompat nyaris 600 poin (+1,79%), menghentikan koreksi sebelumnya selama dua hari beruntun. Indeks S&P 500 lompat 1,86%, sementara Nasdaq melejit 1,62%.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dow Futures Naik Tipis, Bursa AS Berpeluang Dibuka Menyamping

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular