Calon Komisioner Diminta Mulai Mikir Tingkatkan Kinerja OJK
Jakarta, CNBC Indonesia - Proses seleksi dewan komisioner baru Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mulai masuk ke tahap berikutnya, yang berarti jumlah kontestan semakin sedikit. Terlepas dari latar belakang dan rekam jejak, ada 'PR' penting yang menunggu bagi para calon terpilih nanti. Adalah untuk meningkatkan kinerja OJK.
Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Piter Abdullah menyebut nama-nama calon yang lolos seleksi komisioner OJK tahap berikut sudah layak. Di mana masing-masing calon dinilainya memiliki pengetahuan dan pengalaman yang lebih dari cukup.
"Para calon sekarang ini sebenarnya secara relatif sudah seimbang. Pansel (Panitia Seleksi DK OJK) tinggal memilih calon dengan faktor kekurangan yang paling sedikit/kecil. Dan itu bisa sangat subjektif," ucapnya kepada CNBC Indonesia, Rabu (3/3/2022).
Piter sendiri meyakini saat ini ada hal yang lebih penting untuk dikedepankan, dan bukan lagi persoalan siapa calon-calon tersebut. Fungsi dan tugas OJK diharapkan bisa semakin baik lagi di masa depan, dengan kehadiran sosok-sosok baru yang sebelumnya mungkin mencermati kinerja OJK dari luar lembaga tersebut.
"Yang lebih utama diangkat dan diwacanakan adalah bagaimana mengubah UU (undang-undang) OJK agar mereka yang terpilih nanti bisa maksimal mendorong peran sektor keuangan dalam perekonomian. Ada permasalahan dalam sistem pengambilan keputusan di OJK yang harus segera diperbaiki agar kinerja OJK di masa depan bisa lebih baik," papar Piter.
Sementara itu, menarik juga membahas siapa-siapa saja yang dinilai berpeluang duduk di jajaran dewan komisioner OJK. Ekonom Institut for Development of Economics and Finance (INDEF) Nailul Huda menilai para calon yang punya latar belakang unsur pemerintah dan Bank Indonesia punya peluang besar menjadi orang nomor 1 di lembaga independen tersebut.
"Saya rasa calon DK OJK dari unsur Pemerintahan dan Bank Indonesia (dan eksnya) masih mendominasi. Terlepas dari kemampuannya, saya rasa tidak ada yang meragukan kapasitas calon DK OJK, memang cengkraman tangan pemerintah di pemilihan DK OJK ini sangat terasa sekali," tuturnya.
Dia menekankan, bahwa independensi menjadi hal paling utama untuk dipertahankan di OJK. Para calon yang terafiliasi dengan swasta maupun pemerintah diharapkan bisa bersikap professonal dan tetap menjaga obyektifitas dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
"Padahal indepedensi jadi kata kunci dalam pengembangan OJK. Jadi saya rasa sebuah kemunduran bagi OJK jika tidak lagi independent," tegasnya.
Diketahui, Pansel DK OJK telah menyelesaikan seleksi tahap III dengan meloloskan 29 calon. Jumlah tersebut berkurang empat orang dari total 33 orang yang lolos seleksi tahap II.
(bul/bul)