The Fed Tetap Naikan Suku Bunga, Harga Emas Turun Tipis

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
Kamis, 03/03/2022 15:20 WIB
Foto: REUTERS/Issei Kato

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia cenderung terkoreksi tipis pada perdagangan Kamis (3/3/2022), karena selera risiko investor kembali meningkat setelah bank sentral Amerika Serikat (AS) mencoba meredakan kekhawatiran akan kenaikan suku bunga yang agresif.

Per pukul 12:05 WIB, harga emas dunia di pasar spot tercatat US$ 1.924,5/troy ons, turun tipis 0,08% dibandingkan penutupan hari sebelumnya. Kemarin, harga emas ditutup di US$ 1.926,11/troy ons.


Selera risiko investor kembali meningkat setelah bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) mampu meredakan kekhawatiran pasar akan kenaikan suku bunga acuan yang agresif.

Ketua The Fed, Jerome Powell cenderung mendukung kenaikan suku bunga acuanya sebesar 25 basis poin (bp) pada bulan Maret.

"Intinya adalah kami akan melanjutkan, tetapi kami akan melanjutkan dengan hati-hati, karena kami belajar lebih banyak tentang implikasi perang Ukraina terhadap ekonomi," kata Powell dalam testimoninya.

Para investor dan trader di AS saat ini melihat probabilitas kenaikan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) mencapai 95% di bulan ini.

Meskipun emas dianggap sebagai investasi yang aman di tengah ketidakpastian politik dan ekonomi global, tetapi emas juga sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga The Fed, yang dapat meningkatkan biaya peluang memegang emas batangan.

Membaiknya selera risiko investor global terjadi di tengah masih memanasnya konflik antara Rusia dan Ukraina hingga hari ini.

Pada Rabu malam waktu setempat, kota terbesar kedua di Ukraina yakni Kharkiv terkena pemboman berat ketika agresi militer Rusia dikecam oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam pemungutan suara bersejarah. Agresi militer Rusia telah berlangsung nyaris sepekan lebih.

Serangan yang diklaim menjadi terbesar di Eropa sejak 1945 tersebut telah menyebabkan lebih dari 870.000 orang mengevakuasi diri, menyebabkan rentetan tindakan ekonomi terhadap Rusia, dan memicu kekhawatiran konflik yang lebih luas di Barat yang tidak terpikirkan selama beberapa dekade.

Pada Rabu kemarin, PBB melakukan sidang majelis umum darurat, di mana ada 140 negara yang mengutuk langkah Presiden Rusia, Vladimir Putin yang memutuskan untuk menempatkan persenjataan nuklir negara itu dalam posisi siaga.

Dengan posisi suara yang seperti ini, draft resolusi tersebut pun berhasil menjadi resolusi. Berbeda dengan sidang Dewan Keamanan sebelumnya, dalam sidang majelis umum darurat ini hak veto tidak dapat dijatuhkan.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Perang Iran-Israel, Saham Emas Kembali Jadi Incaran Pasar