Analisis Teknikal

Kena Profit Taking, IHSG Bisa Lanjut Longsor Sesi 2

Putra, CNBC Indonesia
02 March 2022 11:56
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri sesi I perdagangan Rabu (2/3/2022) dengan koreksi cukup dalam.

Indeks dibuka menguat ke level 6.956,62. Setelah itu IHSG sempat terbang ke level 6.973,36. Namun apresiasi indeks terus terpangkas hingga akhirnya harus terpelanting di zona merah.

Hingga istirahat siang IHSG ditutup terkoreksi 0,58% di level 6.881,05. Meskipun IHSG terkoreksi, tren inflow masih berlanjut terbukti dari net buy asing di seluruh pasar yang mencapai Rp 153 miliar.

Pergerakan pasar saham domestik mengekor bursa Asia dan Wall Street. Tiga indeks acuan Bursa New York kompak merah semalam.

Indeks Dow Jones longsor 1,76% sedangkan S&P 500 dan Nasdaq Composite melemah masing-masing 1,55% dan 1,59%.

Sementara itu bursa saham Asia juga kompak bergerak di zona merah hari ini. Indeks Nikkei Jepang memimpin pelemahan dengan koreksi 1,88%.

Sentimen negatif datang dari perkembangan terbaru Rusia Ukraina. Kemarin, rudal Rusia dilaporkan menghantam Kota Kharkiv yang terletak di Timur Laut Ukraina.

Korban jiwa terus berjatuhan. Serangan Rusia tersebut tampaknya menarget kantor pemerintahan di area alun-alun kota tersebut.

Atas agresi terbaru Rusia tersebut, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pun merespons. Sang presiden menilai bahwa tindakan Rusia tersebut telah mencerminkan state terrorism.

Dalam pidatonya Zelensky mengatakan bahwa dunia tak bisa membiarkan aksi 'terorisme' ini terjadi dan harus segera bereaksi.

Selain itu citra satelit juga menunjukkan kalau ada pergerakan kendaraan militer Rusia sepanjang 65 km yang menuju ibu kota Ukraine Kyiv.

Selain sentimen negatif di atas, IHSG yang sudah berkali-kali menorehkan rekor juga membuka peluang bagi pelaku pasar yang selama ini sudah cuan dari kenaikan harga saham untuk profit taking.

Analisis Teknikal

TeknikalFoto: Putra
Teknikal

Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu jam (hourly) dan menggunakan indikator Boillinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).

Jika melihat posisi penutupan di sesi I dan indikator BB, IHSG tampak ditutup di dekat level support terdekat di 6.885.

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

RSI cenderung bergerak turun yang mengindikasikan bahwa adanya penguatan momentum jual. Terakhir posisi RSI IHSG berada di 49,04.

Patut diwaspadai, indikator Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis EMA 12 sudah mulai memotong garis EMA26 dari atas disertai dengan bar histogram di area negatif.

Sehingga secara teknikal IHSG masih rawan untuk mengalami koreksi. Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular