
LKH Sebut Alasan Strategis Haji Romo Nitiyudo Akuisisi PTRO

Jakarta, CNBC Indonesia - Investor kawakan yang juga merupakan salah satu pemegang saham utama PT Petrosea Tbk (PTRO), Lo Kheng Hong alias LKH menyebut, ada alasan strategis oleh pemilik baru di balik akuisisi saham emiten jasa pertambangan tersebut.
Menurut LKH, Haji Romo Nitiyudo Wachjo, yang memiliki salah satu tambang emas besar di Indonesia, membutuhkan kontraktor bagus dan andal sehingga akuisisi Petrosea menjadi jawaban logis.
"Haji Romo Nitiyudo punya tambang emas yang besar, PT Nusa Halmahera Minerals, butuh kontraktor yang bagus. Petrosea bisa menjadi kontraktor Freeport Indonesia tentu adalah kontraktor yang bagus dan punya kualifikasi yang tinggi," terang Lo Kheng Hong kepada CNBC Indonesia, Rabu (2/3/2022).
Haji Romo Nitiyudo Wachjo sendiri adalah pemilik Indotan Halmahera Bangkit dan NHM Gosowong Gold Mine yang saat ini juga menjabat sebagai Presiden Direktur di PT Nusa Halmahera Minerals (NHM).
Indotan Group melalui anak usahanya PT Indotan Halmahera Bangkit, awal tahun 2020 lalu diketahui telah mengambil alih kepemilikan mayoritas NHM yang mengoperasikan Tambang Emas Gosowong - produsen emas utama di Indonesia, dari pemilik sebelumnya Newcrest Mining Ltd.
Sebagai informasi, kedua perusahaan tersebut - NHM dan Freeport - memang sama-sama melakukan penambangan emas bawah tanah akan tetapi karena jenis endapan yang berbeda, metode yang digunakan juga tidak sama persis. Freeport dengan tipe endapan porfiri melakukan penambangan dengan metode block caving, sementara NHM yang memiliki endapan epitermal melakukan penambangan bawah tanah degan metode cut & fill.
Hingga akhir Januari lalu, Lo Kheng Hong diketahui merupakan investor individu terbesar yang menguasai 15% saham di Petrosea.
INDY lepas PTRO
Senin (1/3) kemarin, dalam keterangan resmi yang terbit di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), INDY mengatakan berencana menjual seluruh sahamnya di PTRO kepada PT Caraka Reksa Optima di mana kedua perseroan disebutkan sudah menandatangani Perjanjian Jual Beli Saham Bersyarat (PJBB) tanggal 18 Februari 2022, yang mana efektif tanggal 25 Februari 2022.
Kesepakatan tersebut memberikan valuasi US$ 210 juta pada Petrosea atau berada di angka Rp 3,01 triliun (kurs Rp 14.350/US$). Sehingga pelepasan seluruh saham INDY di Petrosea (704.014.200 atau setara dengan 69,80%) ditaksir akan menghasilkan dana segar Rp 2,1 triliun.
Berdasarkan informasi yang diterima CNBC Indonesia, Caraka Reksa Optima adalah konsorsium yang dipimpin oleh Anggara Suryawan. Konsorsium ini terdiri dari beberapa investor yang disponsori oleh Haji Romo Nitiyudo Wachjo.
Selain memiliki NHM, Haji Romo Nitiyudo juga merupakan pemegang saham utama di emiten pertambangan milik mantan Menteri Perdagangan RI Gita Wirjawan, PT Ancora Indonesia Resources Tbk (OKAS). Dalam laporan keuangan kuartal III 2021, Haji Romo Nitiyudo diketahui menguasai 15,72% saham OKAS, angka itu berkurang menjadi 13,45% pada akhir Januari 2022.
OKAS diketahui juga memiliki blok tambang emas di Lombok Barat melalui kepemilikan pada PT Indotan Lombok Barat Bangkit (ILBB).
Pada 13 Desember 2019, ILBB menerima Ijin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) untuk operasi produksi bahan galian emas dan mineral pengikutnya dari Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia untuk jangka waktu paling lama sampai dengan 14 Januari 2039.
Dalam laporan keuangan kuartal III 2021, manajemen OKAS yang sedang mengalami defisiensi modal (ekuitas negatif) menyebut tengah mencari berbagai cara untuk menyelesaikan permasalahan tersebut termasuk dengan mencari pendanaan dan partner strategis untuk penambangan emas di ILBB.
(fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Siapa Haji Romo Nitiyudo Wachjo yang Borong Saham PTRO?
