Saat IHSG Nyaris 7.000, 6 Saham Ini Diobral & Kena ARB
Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah saham ditutup anjlok hingga menyentuh batas auto rejection bawah (ARB) 7%, saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menembus rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) pada perdagangan Selasa (1/3/2022).
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), berikut 6 saham yang terkena ARB di tengah nilai transaksi yang tergolong ramai hari ini (1/3/2022).
Gaya Abadi Sempurna (SLIS), turun -6,99%, ke Rp 865/unit. Nilai transaksi Rp 3,55 M
Mitra Angkasa Sejahtera (BAUT), -6,94%, ke Rp 134/unit. Nilai transaksi Rp 93,4 M
Wilton Makmur Indonesia (SQMI), -6,82%, ke Rp 82/unit. Nilai transaksi Rp 7,59 M
Nusatama Berkah (NTBK), -6,74%, ke Rp 83/unit. Nilai transaksi Rp 15,8 M
Adhi Commuter Properti (ADCP), -6,54%, ke Rp 100/unit. Nilai transaksi Rp 8,44 M
Guna Timur Raya (TRUK), -6,50%, ke Rp 230/unit. Nilai transaksi Rp 34,5 M
Saham emiten sepeda listrik SLIS menjadi yang paling anjlok, yakni hingga 6,99% ke Rp 865/unit. Ini adalah kali ketiga beruntun saham SLIS terkena ARB setelah menyentuh batas auto rejection atas (ARA) 25% pada Rabu pekan lalu (23/2).
Saham emiten produsen baut, BAUT juga tercatat ambles 6,94%. Dengan ini, saham BAUT sudah menyentuh ARB selama 6 hari beruntun.
Asal tahu saja, BAUT baru melantai di bursa pada 28 Januari 2022 dengan harga penawaran perdana saham (IPO) Rp 100/saham.
Saham emiten pertambangan emas dan produsen emas dore (emas batangan yang belum selesai dimurnikan) SQMI juga ambles 6,82%.
Para investor tampaknya masih melakukan aksi ambil untung setelah saham SQMI berada dalam tren naik sejak awal Februari lalu.
Sejak awal tahun (ytd), saham SQMI sudah melejit 38,98%.
Tidak hanya itu, saham anak usaha BUMN Karya PT Adhi Karya Tbk (ADHI), ADCP, juga terperosok hingga minus 6,54%.
Sejak debut IPO pada 23 Februari lalu, saham ADCP selalu ditutup anjlok lebih dari 6%, dengan 2 di antaranya terkena ARB.
Sementara, IHSG berakhir menguat 0,48% di level 6.921,44 yang menjadi level penutupan tertinggi sepanjang sejarah di mana pada hari ini juga IHSG mencetak level ATH intraday di angka 6.996,93.
Nilai transaksi juga meningkat tajam, jika biasanya nilai transaksi rata-rata per hari hanya Rp 10-12 triliun hari ini mencapai Rp 19 triliun.
Asing pun masih getol memborong saham-saham RI yang ditunjukkan dari nilai net buy asing di seluruh pasar yang mencapai lebih dari Rp 1,28 triliun.
Mayoritas bursa saham kawasan Asia bergerak di zona hijau pada perdagangan siang ini. Indeks Nikkei Jepang memimpin penguatan dengan apresiasi 1,2%.
Katalis positif datang dari Barat, setelah menginvasi Ukraina, Rusia akhirnya menyelesaikan perundingan tahap satu. Hal ini dikonfirmasi langsung oleh kedua belah pihak.
Ke depan masih akan ada tahap lanjutan dari perundingan tersebut dan pasar menantikan babak selanjutnya dari hubungan kedua negara.
Bagaimanapun juga perundingan Rusia dan Ukraina tahap I menunjukkan adanya kemajuan dan perkembangan positif dan pasar pun meresponnya dengan positif juga.
Dari dalam negeri sentimen datang dari rilis data ekonomi. Pekan pertama bulan Maret akan ditandai dengan berbagai rilis data ekonomi mulai dari PMI manufaktur, inflasi hingga data wisatawan mancanegara.
PMI manufaktur Indonesia bulan Februari tercatat berada di posisi 51,2 lebih rendah dari bulan sebelumnya atau turun 2,5 poin.
Meskipun mengalami penurunan, tetapi aktivitas manufaktur RI diperkirakan tetap ekspansif karena berada di atas ambang batas angka 50.
Perlambatan jika terjadi kemungkinan disebabkan oleh kenaikan kasus infeksi virus Covid-19 yang terjadi sejak awal tahun 2022.
Kemudian selanjutnya ada rilis inflasi. Indeks Harga Konsumen (IHK) Indonesia terpantau mengalami deflasi 0,02% secara month to month di bulan Februari 2022. Sementara itu secara year on year IHK naik 2,06%.
Berbeda dengan negara lain yang mengalami inflasi yang tinggi, di Indonesia inflasi bukanlah masalah karena meskipun terjadi kenaikan sejak kuartal III-2021, kenaikannya masih berada di sasaran target BI.
Hal inilah yang juga menjadi faktor masuknya asing ke dalam negeri dan mendorong aset keuangan domestik mengalami apresiasi harga karena perekonomian yang solid dan kondisi makro yang stabil.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/adf)