Asing Borong Saham Triliunan, IHSG Nanjak Cetak Rekor Terus
Jakarta, CNBC Indonesia - Mengawali perdagangan perdana di bulan Maret 2022, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup dengan kinerja moncer.
IHSG berakhir menguat 0,48%% di level 6.921,44 yang menjadi level penutupan tertinggi sepanjang sejarah di mana pada hari ini juga IHSG mencetak level All Time High (ATH) intraday di angka 6.996,93.
Nilai transaksi juga meningkat tajam, jika biasanya nilai transaksi rata-rata per hari hanya Rp 10-12 triliun hari ini mencapai Rp 19 triliun.
Asing pun masih getol memborong saham-saham RI yang ditunjukkan dari nilai net buy asing di seluruh pasar yang mencapai lebih dari Rp 1,28 triliun.
Saham yang paling banyak diborong asing hari ini adalah saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Jago Tbk (ARTO) dengan net buy masing-masing sebesar Rp 416 miliar dan Rp 158 miliar.
Sementara itu saham yang paling banyak dilepas asing adalah saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dan PT Harum Energy Tbk (HRUM) dengan net sell masing-masing Rp 87 miliar dan Rp 47 miliar.
Mayoritas bursa saham kawasan Asia bergerak di zona hijau pada perdagangan siang ini. Indeks Nikkei Jepang memimpin penguatan dengan apresiasi 1,2%.
Katalis positif datang dari Barat, setelah menginvasi Ukraina, Rusia akhirnya menyelesaikan perundingan tahap satu. Hal ini dikonfirmasi langsung oleh kedua belah pihak.
Ke depan masih akan ada tahap lanjutan dari perundingan tersebut dan pasar menantikan babak selanjutnya dari hubungan kedua negara.
Bagaimanapun juga perundingan Rusia dan Ukraina tahap I menunjukkan adanya kemajuan dan perkembangan positif dan pasar pun meresponnya dengan positif juga.
Dari dalam negeri sentimen datang dari rilis data ekonomi. Pekan pertama bulan Maret akan ditandai dengan berbagai rilis data ekonomi mulai dari PMI manufaktur, inflasi hingga data wisatawan mancanegara.
PMI manufaktur Indonesia bulan Februari tercatat berada di posisi 51,2 lebih rendah dari bulan sebelumnya atau turun 2,5 poin.
Meskipun mengalami penurunan, tetapi aktivitas manufaktur RI diperkirakan tetap ekspansif karena berada di atas ambang batas angka 50.
Perlambatan jika terjadi kemungkinan disebabkan oleh kenaikan kasus infeksi virus Covid-19 yang terjadi sejak awal tahun 2022.
Kemudian selanjutnya ada rilis inflasi. Indeks Harga Konsumen (IHK) Indonesia terpantau mengalami deflasi 0,02% secara month to month di bulan Februari 2022. Sementara itu secara year on year IHK naik 2,06%.
Berbeda dengan negara lain yang mengalami inflasi yang tinggi, di Indonesia inflasi bukanlah masalah karena meskipun terjadi kenaikan sejak kuartal III-2021, kenaikannya masih berada di sasaran target BI.
Hal inilah yang juga menjadi faktor masuknya asing ke dalam negeri dan mendorong aset keuangan domestik mengalami apresiasi harga karena perekonomian yang solid dan kondisi makro yang stabil.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)