Tak Mau Kalah, Saham CPO Ramai Diburu Investor
Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten-emiten produsen minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) menguat ke zona hijau pada awal perdagangan hari ini, Selasa (1/3/2022). Penguatan saham CPO terjadi seiring tren kenaikan komoditas CPO sejak awal tahun ini.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), berikut saham-saham CPO yang menguat pagi ini, pukul 09.41 WIB.
Bakrie Sumatera Plantations (UNSP), naik +4,31%, ke Rp 121/unit
Dharma Satya Nusantara (DSNG), +4,00%, ke Rp 650/unit
Triputra Agro Persada (TAPG), +2,78%, ke Rp 740/unit
Sampoerna Agro (SGRO), +2,78%, ke Rp 2.220/unit
PP London Sumatra Indonesia (LSIP), +2,46%, ke Rp 1.455/unit
Astra Agro Lestari (AALI), +2,42%, ke Rp 11.625/unit
Provident Agro (PALM), +1,43%, ke Rp 710/unit
Cisadane Sawit Raya (CSRA), +1,34%, ke Rp 755/unit
Eagle High Plantations (BWPT), +1,15%, ke Rp 88/unit
Jaya Agra Wattie (JAWA), +0,93%, ke Rp 218/unit
Salim Ivomas Pratama (SIMP), +0,81%, ke Rp 500/unit
SMART (SMAR), +0,66%, ke Rp 4.560/unit
Tunas Baru Lampung (TBLA), +0,62%, ke Rp 815/unit
Sawit Sumbermas Sarana (SSMS), +0,45%, ke Rp 1.125/unit
Menurut data di atas, saham emiten Grup Bakrie UNSP memimpin kenaikan 4,31% ke Rp 121/unit. Dalam sepekan, saham ini masih turun 6,92%, tetapi secara year to date (ytd) naik 11,01%.
Saham duo emiten milik pengusaha TP Rachmat DSNG dan TAPG juga masing-masing terapresiasi 4,00% dan 2,78%.
Tidak ketinggalan saham SGRO dan LSIP secara berturut-turut naik 2,78% dan 2,46% pagi ini.
Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) turun tipis pada hari ini, Selasa (1/3/2022). Maklum, kemarin harga CPO telah melonjak tajam.
Mengacu pada data kepada Refinitiv, pada pukul 08:30 WIB, harga CPO dibanderol di level MYR 6.299/ton atau turun 0,14%. Harga CPO berhasil membukukan kenaikan 7,71% secara mingguan dan 33,92% sejak awal tahun (ytd).
Melansir Reuters, kemarin harga CPO melonjak tajam 6,4% yang menjadi kenaikan tertinggi harian dipicu oleh sanksi ekonomi yang diberikan Amerika Serikat (AS) dan negara Barat sehingga kecemasan akan terganggunya pasokan minyak nabati dunia meningkat.
Tidak hanya itu, harga CPO acuan untuk periode pengiriman Mei di Bursa Malaysia Derivatives Exchange berakhir pada MYR 6.292/ton atau naik 5,46%. Kontrak spot harga CPO juga melonjak hingga 11,4% di MYR 7.473/ton.
Harga komoditas dunia naik lebih tinggi seperti minyak, biji-bijian, logam, dan minyak nabati setelah Rusia menempatkan nuklirnya dalam siaga tinggi dan negara-negara Barat memberlakukan sanksi baru terhadap Rusia, termasuk memblokir beberapa bank Rusia dari sistem pembayaran global.
"Konflik yang sedang terjadi antara Rusia dan Ukraina telah memicu harga CPO naik dan tidak pernah terjadi sebelumnya," tutur Ketua Riset Sunvin Group di Mumbai Anilkumar Bagani dikutip dari Reuters.
India menggunakan minyak biji matahari karena harga CPO sedang mahal, tapi ketika Pelabuhan Ukraina ditutup karena konflik semakin kisruh di Ukraina maka India kembali menggunakan CPO untuk mengisi kekurangan permintaan untuk menyambut bulan suci Ramadan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/adf)