
Untung IHSG Libur, Kalau Tidak Pasti Investor Pening

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan domestik libur hari ini, Senin (28/2/2022) karena memperingati Isra' Miraj. Pasar akan kembali buka besok. Namun jika pasar buka hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang mengalami koreksi.
Meskipun tiga indeks acuan Wall Street kompak ditutup di zona hijau akhir pekan lalu dengan penguatan impresif lebih dari 1,5% namun Dow Futures yang menjadi proxy bagi pergerakan saham Wall Street hari ini ditransaksikan di zona merah dengan koreksi 1,69%.
Di sisi lain, mayoritas bursa saham Asia juga bergerak di zona koreksi. Hingga siang ini pukul 11.55 WIB, indeks Nikkei melemah 0,33%; Hang Seng ambles 1,38%; Shang Hai Composite turun 0,14% dan Straits Times drop 2,11%.
Koreksi yang terjadi pada aset berisiko berupa saham di kawasan Asia berpeluang besar menular ke pasar saham dalam negeri jika buka hari ini. Apalagi IHSG sudah naik tinggi akhir pekan lalu.
Sebagai informasi, IHSG ditutup melesat 1,03% di level 6.888,17 pada perdagangan Jumat (25/2/2022). Kenaikan yang signifikan ini juga membuka ruang untuk pelaku pasar merealisasikan cuan alias profit taking.
Untuk pekan depan ada beberapa sentimen yang perlu menjadi cermatan pelaku pasar dalam negeri. Pertama tentu dari eskalasi konflik antara Rusia dan Ukraina yang masih belum menunjukkan tanda-tanda akan reda.
Dari dalam negeri, pekan pertama bulan Maret akan ditandai dengan berbagai rilis data ekonomi mulai dari PMI manufaktur, inflasi hingga data wisatawan mancanegara.
Rilis data ekonomi bulan Maret akan ditandai dengan publikasi Indeks PMI manufaktur Indonesia bulan Februari 2022 oleh IHS Markit.
PMI manufaktur merupakan indeks yang mengukur aktivitas sektor manufaktur di setiap negara tak terkecuali Indonesia.
Angka PMI manufaktur Indonesia bulan Februari akan dirilis pada 1 Maret 2022. Trading Economics memperkirakan PMI manufaktur Indonesia berada di 52,9 atau turun 0,8 poin dari bulan Februari.
Meskipun mengalami penurunan, tetapi aktivitas manufaktur RI diperkirakan tetap ekspansif karena berada di atas ambang batas angka 50.
Perlambatan jika terjadi kemungkinan disebabkan oleh kenaikan kasus infeksi virus Covid-19 yang terjadi sejak awal tahun 2022.
Seperti yang sudah diketahui bersama, Indonesia resmi memasuki fase gelombang ketiga Covid-19 dengan kasus Covid-19 harian bahkan mencapai angka hampir 65 ribu pada pertengahan bulan Februari.
Selanjutnya ada rilis inflasi yang juga ditunggu-tunggu. Negara-negara lain terutama negara maju sudah mengalami lonjakan inflasi yang signifikan.
Di dalam negeri, peningkatan inflasi sudah mulai terasa namun masih tetap terkendali di rentang sasaran Bank Indonesia (BI).
Inflasi Indonesia pada Januari 2022 tercatat naik 2,18% year on year (yoy) dan menjadi kenaikan tertinggi sejak Juni 2020.
Untuk bulan Februari BI memperkirakan terjadi deflasi secara bulanan. Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu III Februari 2022, perkembangan harga pada Januari 2022 tetap terkendali dan diperkirakan deflasi -0,05% (mtm).
Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi Februari 2022 secara tahun kalender sebesar 0,51% (ytd), dan secara tahunan sebesar 2,02% (yoy).
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000