
Likuiditas Longgar, Ini Peluang Ekspansi Bank Mega

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Mega Tbk (MEGA) berpeluang besar meningkatkan profitabilitas dan kinerjanya sepanjang 2022. Potensi ini muncul setelah melihat adanya ruang besar bagi perusahaan untuk meningkatkan penyaluran kredit atau pembiayaan.
Berdasarkan laporan kinerja perusahaan sepanjang 2021, Loan to Deposit Ratio (LDR) Bank Mega ada di angka 60,96%. LDR adalah indikator yang menunjukkan seberapa besar perbandingan penyaluran kredit dan dana yang dihimpun suatu bank.
LDR tersebut berada jauh di bawah rata-rata industri perbankan, yang menurut data OJK per Desember 2021 mencapai 77,13%. Angka ini menunjukkan besarnya potensi Bank Mega untuk mengekspansi penyaluran kredit sepanjang 2022.
Ketersediaan ruang likuiditas tersebut akan dimanfaatkan perseroan untuk mendorong penyaluran kredit pada tahun ini yang ditarget tumbuh ke angka Rp68 triliun. Adapun per akhir 2021, outstanding kredit Bank Mega ada di angka Rp61 triliun.
"Kalau 2022 akan melanjutkan apa yang di 2021, pertumbuhan kredit tahun ini mungkin Rp7,1 triliun (naik) atau 11,6% dibanding tahun lalu. Angka ini nett karena banyak rundown atau repayment yang sudah diantisipasi," ucap Direktur Kredit Bank Mega, Madi Darmadi Lazuardi, Jumat (25/2/2022).
Per akhir 2021, kucuran kredit Bank Mega yang sebesar Rp 61 triliun tumbuh 25% dibanding akhir 2020 di angka Rp 48 triliun. Dari sisi bisnis perseroan, kucuran kredit paling besar masih dialokasikan untuk segmen korporasi yang mengambil porsi 66% dari total kredit. Disusul joint financing, kartu kredit serta ritel dan komersial dengan masing-masing mengambil porsi 18%, 11% dan 5%.
"Kalau kita lihat sektor korporasi atau komersial beberapa pipeline kita yang diharap bisa tumbuh bisa lihat proyek BUMN masih banyak, terutama infrastruktur yang mana membutuhkan kredit besar baik bilateral atau sindikasi. Karena ini merupakan proyek besar jadi harus bersama biayai," papar Madi.
Selain itu, segmen usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) juga akan Bank Mega tingkatkan. Terutama, sambung Madi, mencermati kondisi pandemi yang perlahan mulai membaik, dan diharap ledakan kasus varian omicron tidak berlangsung lama. Sehungga sektor riil kembali bisa tumbuh. Terkait kucuran ke segmen UMKM, perseroan akan menjangkaunya baik secara langsung maupun dengan pola joint financing.
Sebelumnya, Direktur Utama Bank Mega Kostaman Thayib optimistis dengan momentum pemulihan ekonomi, baik secara global dan nasional. "Di 2021 pertumbuhan ekonomi nasional sudah terus membaik terutama sejak triwulan 2, dan di 2022 perekonomian nasional akan semakin membaik dengan pertumbuhan kredit semakin meningkat," tuturnya.
(bul/bul)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini 5 Saham Tercuan, Bank Mega Mencuri Perhatian