Batu Bara Meroket Gegara Perang, Saham Produsennya Diborong!

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
25 February 2022 09:35
Pekerja melakukan bongkar muat batubara di Terminal Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (6/1/2022). Pemerintah memutuskan untuk menyetop ekspor batu bara pada 1–31 Januari 2022 guna menjamin terpenuhinya pasokan komoditas tersebut untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) milik PLN dan independent power producer (IPP) dalam negeri. Kurangnya pasokan batubara dalam negeri ini akan berdampak kepada lebih dari 10 juta pelanggan PLN, mulai dari masyarakat umum hingga industri, di wilayah Jawa, Madura, Bali (Jamali) dan non-Jamali. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Pekerja melakukan bongkar muat batubara di Terminal Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (6/1/2022). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah saham emiten batu bara kembali menguat di awal perdagangan hari ini, Jumat (25/2/2022). Kenaikan tersebut seiring lonjakan harga komoditas batu bara di tengah invasi yang dilakukan Rusia ke Ukraina.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), berikut saham-saham batu bara yang menguat pagi ini, pukul 09.18 WIB.

  1. Alfa Energi Investama (FIRE), naik +4,79%, ke Rp 394/unit

  2. Borneo Olah Sarana Sukses (BOSS), +2,27%, ke Rp 90/unit

  3. Indika Energy (INDY), +2,23%, ke Rp 2.290/unit

  4. Mitrabara Adiperdana (MBAP), +2,11%, ke Rp 3.870/unit

  5. Golden Eagle Energy (SMMT), +1,81%, ke Rp 505/unit

  6. Adaro Minerals Indonesia (ADMR), +1,75%, ke Rp 1.160/unit

  7. Perdana Karya Perkasa (PKPK), +1,05%, ke Rp 192/unit

  8. Atlas Resources (ARII), +0,82%, ke Rp 246/unit

  9. Golden Eagle Energy (SMMT), +0,81%, ke Rp 500/unit

  10. Prima Andalan Mandiri (MCOL), +0,56%, ke Rp 3.620/unit

Saham FIRE memimpin kenaikan dengan persentase 4,79%, usai naik 4,44% pada Kamis kemarin.

Saham BOSS juga terapresiasi 1,14%. Dalam sepekan, saham ini melejit 27,14%.

Saham INDY dan MBAP juga masing-masing terkerek 2,23% dan 2,11%.

Melansir data dari Refinitiv, kemarin, harga batu bara acuan untuk kontrak Maret di Ice Newcastle (Australia) meroket 14,27% ke US$ 271/ton. Sementara rekor tertinggi harga batu bara US$ 280/ton yang dicapai pada 5 Oktober 2021 lalu.

Sepanjang pekan ini batu bara menguat 4 hari beruntun dengan total 34,73%.

Invasi yang dilakukan Rusia ke Ukraina memicu kekhawatiran akan terganggunya pasokan batu bara.

Presiden Rusia Vladimir Putin kemarin mengumumkan operasi militer ke Ukraina, yang membuat harga komoditas energi meroket. Maklum saja, Rusia merupakan produsen minyak mentah, gas, hingga batu bara.

Berdasarkan data Worldometer, Rusia merupakan produsen batu bara terbesar ke 6 di dunia.

Apalagi dari sisi ekspor Rusia berada di urutan ketiga dunia setelah Indonesia dan Australia. Pada tahun 2019, ekspor Rusia mencapai 217 juta ton.

"Saya telah membuat keputusan operasi militer," kata Putin dalam pernyataan mengejutkan di televisi sesaat sebelum pukul 06.00 pagi waktu setempat.

Putin mengumumkan operasi militer tersebut demi membela separatis di wilayah timur Ukraina, yakni Donetsk dan Luhansk. Di awal pekan ini, Putin sudah mengakui kemerdekaan kedua wilayah tersebut, dan menempatkan pasukannya di sana untuk "menjaga perdamaian".

Meski demikian, dalam pidato berikutnya Putin mengatakan Rusia tidak akan membahayakan perekonomian dunia.

"Rusia masih merupakan bagian dari perekonomian dunia. Kami tidak akan membahayakan sistem perekonomian dunia selama kami menjadi bagian di dalamnya," kata Putin.

Melonjaknya harga komoditas energi berisiko memicu inflasi yang semakin tinggi sehingga perekonomian dunia akan terancam. Pernyataan Putin tersebut bisa menjadi indikasi pasokan komoditas dari Rusia tidak akan terganggu.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 16 Saham Batu Bara Perkasa, Juaranya Tak Terduga

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular