Konflik Ukraina Diyakini Tak Membesar, IHSG DIbuka Menguat

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
25 February 2022 09:23
Aksi panggung Kla Project di Gedung Bursa Efek Indonesia,  Jakarta, Rabu (28/272018). Aksi panggung Kla Project sekaligus menutup IHSG pada perdagangan akhir februari yang melemah 0,03% ke 6.597,22 poin.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat pada perdagangan Jumat (25/2/2022), menyusul optimisme bahwa konflik militer di Ukraina tidak akan berujung pada konfrontasi global.

Menurut data PT Bursa Efek Indonesia, IHSG dibuka naik 7,6 poin (+0,1%) ke 6.825,371, dan selang 20 menit menjadi 22,53 poin (+0,33%) ke 6.840,351. Sebanyak 257 saham menguat, 198 lain melemah, dan 164 sisanya flat.

Nilai perdagangan menyentuh Rp 1,9 triliunan dengan melibatkan 3,2 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 202.000-an kali. Investor asing masih mencetak pembelian bersih (net buy), senilai Rp 49,88 miliar.

Saham yang mereka buru terutama PT Bank Jago Tbk (ARTO) dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dengan nilai pembelian bersih masing-masing sebesar Rp 22,7 miliar dan Rp 19,8 miliar. Keduanya menguat masing-masing sebesar 4,58% ke Rp 16.000 dan 0,68% menjadi Rp 4.430/saham.

Sebaliknya, saham yang masih dilego terutama adalah PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan nilai penjualan bersih masing-masing sebesar Rp 13,4 miliar dan Rp 8,3 miliar. Keduanya bergerak berbeda arah di mana BMRI naik 0,32% di Rp 7.725 dan BBCA melemah 0,31% menjadi Rp 7.975/unit.

Nilai transaksi terbesar dibukukan PT Berkah Beton Sadaya Tbk (BEBS) senilai Rp 188,1 miliar diikuti ARTO sebesar Rp 164,8 miliar. PT Adaro Energy Tbk (ADRO) menyusul dengan total nilai perdagangan Rp 143,5 miliar.

Reli IHSG mengikuti bursa utama Asia yang kompak menguat. Indeks Shenzhen China memimpin dengan reli sebesar 1,96%, diikuti indeks Nikkei Jepang yang lompat 1,4%. Hanya indeks bursa Taiwan yang melemah, sebesar 0,21%.

Kekhawatiran pasar mengenai risiko perang frontal di Ukraina memudar setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyatakan akan memberikan sanksi ekonomi yang tegas terhadap Rusia karena telah melakukan operasi militer di Ukraina.

Hal ini membuat pasar optimistis bahwa perang yang terjadi di Ukraina kemungkinan besar hanya akan menjadi konflik lokal, yang melibatkan dua proksi yakni kaum separatis Ukraina pro-Rusia melawan pemerintah Ukraina di Kiev.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Saham Bank Diburu, IHSG Awet Menghijau Hingga Closing Sesi 1

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular