Perang Meletus, Harga Gas Meledak, Awas Eropa Krisis Energi

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
24 February 2022 13:15
A general view of the CF industries plant in Billingham, Britain September 22, 2021. Picture taken with a drone. REUTERS/Lee Smith
Foto: Pabrik industri CF di Billingham, Inggris 22 September 2021. (REUTERS/Lee Smith)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga gas alam dunia melonjak pada perdagangan jelang siang hari ini karena invasi yang dilakukan oleh Rusia ke Ukraina.

Pada Kamis (24/2/2022) pukul 11.41 WIB harga gas alam acuan Henry Hub tercatat US$ 4,77/MMBtu, melonjak 3,22%.

Sejak damai batal hingga saat ini perang meletus saat ini, harga gas alam dunia telang melambung 21% point-to-point (ptp).

Ledakan yang terjadi di beberapa wilayah negara itu, termasuk ibukota Kyiv, merupakan serangan rudal balistik.Seorang pejabat senior Menteri dalam Negeri Ukraina mengatakan kepada NBC Newsdalam sebuah pesan teks bahwa "serangan jelajah dan rudal balistik sedang berlangsung".

Ini juga dikuatkan laporanCNN Internationaldi Kyiv,Matthew Chance. "Invasi telah dimulai dan ia mengatakan apa yang kami dengar, ledakan ini, adalah serangan rudal," ujar Chance sebagaimana dikutipCNBC International,Kamis, (24/2/2022).

Kejadian tersebut menambah kekhawatiran para pelaku pasar terhadap pasokan gas dunia. Terutama di di Eropa yang bergantung pada gas alam Rusia. Sepanjang lima tahun terakhir, 33% produk energi di Eropa diimpor dari negara beruang merah. Sehingga jika pasokan terkikis bukan tidak mungkin krisis energi bisa menghantam.

Menurut BP Statistics Review, seperempat atau 25,3% pangsa pasar ekspor gas alam dunia dimiliki oleh Rusia. Sehingga kekuatan Rusia sangat besar untuk menggerakkan harga gas alam

Selain itu, Rusia adalah produsen gas alam terbesar kedua di dunia dengan kontribusi mencapai 16,6% produksi gas alam pada tahun 2020.


(ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Hadapi Musim Dingin & Pasokan Ketat di China, Harga Gas Naik

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular