Uang Beredar Tumbuh 12,9% di Januari, Tanda Ekonomi Membaik?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
Rabu, 23/02/2022 18:00 WIB
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Jumlah uang yang beredar di Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi di awal tahun ini. Hal ini bisa menjadi tanda perekonomian akan semakin membaik setelah sukses kembali ke level pra-pandemi di tahun lalu.

Bank Indonesia (BI) melaporkan likuiditas perekonomian atau uang bereda dalam arti luas (M2) tumbuh 12,9% year-on-year (yoy) menjadi Rp 7.643,4 triliun. Meski masih tumbuh tinggi tetapi masih lebih rendah ketimbang bulan Desember 2021 sebesar 13,9% (yoy).

Pertumbuhan di bulan Januari tersebut dipengaruhi oleh pertumbuhan yang beredar dalam arti sempit (M1) sebesar 17,1% (yoy) dan uang kuasi sebesar 8,2% (yoy).


"Perkembangan MS pada Januari 2022 sejalan dengan ekspansi keuangan pemerintah, akselerasi penyaluran kredit dan perlambatan aktiva luar negeri bersih," sebut keterangan tertulis BI yang dirilis Rabu (23/2).

Berdasarkan keterangan tersebut, ekspansi keuangan pemerintah tercermin dari tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat yang tumbuh sebesar 48,1% (yoy), lebih tinggi meningkat dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 37,7% (yoy).

Aktiva luar negeri bersih tumbuh 1,8% (yoy) seiring tetap tingginya cadangan devisa, melambat dibandingkan bulan sebelumnya.

Sementara penyaluran kredit juga tumbuh sebesar 5,5% (yoy), meningkat dibandingkan sebelumnya 4,9% (yoy).

Pertumbuhan kredit tersebut bisa menjadi kabar bagus sebab menjadi indikasi aktivitas bisnis yang lebih bergairah. Apalagi jika dilihat dari penyaluran kredit korporasi yang naik 5,4% (yoy) jauh lebih tinggi ketimbang kenaikan bulan Desember 2021 sebesar 1,8% (yoy).

Kemudian dilihat dari jenis penggunaannya, Kredit Modal Kerja (KMK) mengalami kenaikan 7,3% (yoy), lebih tinggi dari sebelumnya 6,1% (yoy).

BI melaporkan, akselerasi KMK terjadi di Industri Pengolahan yang melesat 10,2% yoy lebih tinggi dari sebelumnya 6,8% (yoy), serta sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR) yang naik 5% (yoy) dari sebelumnya 4% (yoy).

Sektor industri pengolahan merupakan penyumbang produk domestik bruto (PDB) terbesar berdasarkan lapangan usaha, kontribusinya nyaris 20%. Peningkatan KMK menjadi sinyal ekspansi industri pengolahan.

Hal ini juga terlihat dari purchasing managers' index (PMI) manufaktur bulan Januari yang naik menjadi 53,7 dari bulan Desember 2021 53,5.

PMI manufaktur menggunakan angka 50 sebagai ambang batas. Di atasnya berarti ekspansi, di bawahnya kontraksi. Ketika sektor manufaktur berekspansi, bahkan semakin tinggi, roda bisnis di dalam negeri akan berputar lebih kencang.

Sementara itu penyumbang PDB terbesar dari sektor pengeluaran, konsumsi rumah tangga, juga menunjukkan tanda-tanda kenaikan. Data dari BI menunjukkan penyaluran Kredit Konsumsi (KK) di bulan Januari tumbuh 4,9% (yoy), lebih tinggi dari sebelumnya 4,6% (yoy).

Konsumsi rumah tangga yang berkontribusi 54% dari PDB, sehingga peningkatan KK bisa mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi.

HALAMAN SELANJUTNYA >>> Ekonomi RI Sudah Pulih dari Pandemi


(pap/pap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Sinyal Lesunya Ekonomi RI, Kredit Perbankan Melambat Lagi

Pages