Sudah Naik Tinggi, Saham Batu Bara Ini Masih Murah Meriah

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
23 February 2022 13:00
Pekerja melakukan bongkar muat batubara di Terminal Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (6/1/2022). Pemerintah memutuskan untuk menyetop ekspor batu bara pada 1–31 Januari 2022 guna menjamin terpenuhinya pasokan komoditas tersebut untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) milik PLN dan independent power producer (IPP) dalam negeri. Kurangnya pasokan batubara dalam negeri ini akan berdampak kepada lebih dari 10 juta pelanggan PLN, mulai dari masyarakat umum hingga industri, di wilayah Jawa, Madura, Bali (Jamali) dan non-Jamali. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Pekerja melakukan bongkar muat batubara di Terminal Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (6/1/2022). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga sejumlah saham batu bara utama melesat seiring berlanjutnya tren kenaikan komoditas batu bara sejak awal tahun ini. Kendati sudah melesat tinggi, sejumlah saham batu bara masih tergolong 'murah' alias undervalued.

Berikut ini Tim Riset CNBC Indonesia menyajikan 6 saham batu bara dengan kinerja tergolong positif sejak awal tahun dengan valuasi yang 'murah'.

Untuk melihat valuasi tersebut Tim Riset CNBC Indonesia memakai metode Price Earning Ratio (PER) yang biasa digunakan sebagai analisis fundamental untuk menilai saham suatu emiten, wajar, murah, atau kemahalan (overpriced).

PER merupakan metode valuasi yang membandingkan laba bersih per saham dengan harga pasarnya.

Secara sederhana, semakin rendah PER, maka biasanya perusahaan juga akan dianggap semakin murah. Untuk PER biasanya secara rule of thumb akan dianggap murah apabila rasio ini berada di bawah angka 10 kali.

Daftar Saham Batu Bara dengan Valuasi 'Murah'

Kode Saham

Harga Terakhir (Rp)

% Harian

% Ytd

PER (x)

SMMT

468

17.68

130.69

9.18

PTBA

3,000

2.04

10.70

5.44

ITMG

23,825

2.69

16.79

5.20

ABMM

1,625

2.2

14.44

2.48

ADRO

2,250

0.9

0.00

9.00

UNTR

23,400

-0.32

5.64

8.37

Sumber: BEI, RTI | Harga per 23 Februari 2022, pukul 11.01 WIB

Mengacu pada data di atas, saham emiten Grup Rajawali PTĀ Golden Eagle Energy Tbk (SMMT) menjadi yang paling melonjak secara ytd, yakni 130,69%. Menariknya, nilai PER SMMT masih di bawah rule of thumb, yakni 9,18 kali di harga Rp 468/saham.

Saham emiten BUMN, PT Bukit Asam Tbk (PTBA), juga sukses naik 10,7% sejak awal tahun, dengan valuasi PER 5,44 kali.

Adapun, saham PT ABM Investama Tbk (ABMM) memiliki valuasi termurah di antara yang lainnya, yakni dengan PER 2,48 kali. Sejak awal tahun, saham ABMM sudah terkerek naik 14,44%.

Sementara, harga kontrak berjangka batu bara ICE Newcastle ditutup melesat 7,36% di harga US$ 224,75/ton pada Selasa kemarin, melanjutkan penguatan 4,08% pada hari sebelumnya.

Penguatan dalam 2 hari terakhir terjadi setelah si batu hitam terjungkal selama 5 hari beruntun sebelumnya.

Kendati demikian, sejak awal tahun harga batu bara sudah melesat 48,11%. Adapun, dalam setahun belakangan sukses meroket 185,58%.

Dari sisi fundamental, pasokan yang menipis membuat harga batu bara naik dalam 2 hari belakangan. Di China, stok baru bara di fasilitas pengolahan besi baja (steel mills) dan pengolahan batu bara kokas pekan lalu ada di 21 juta ton. Turun 4% dibandingkan pekan sebelumnya.

Padahal di sisi lain permintaan sedang tinggi. Aktivitas produksi di fasilitas pemurnian logam (blast furnace) kembali meningkat sehingga pasokan menjadi ketat.

"Dengan usainya Olimpiade Musim Dingin, maka aktivitas ekonomi akan bergerak kembali," sebut riset GF Futures

TIM RISET CNBC INDONESIA


(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 16 Saham Batu Bara Perkasa, Juaranya Tak Terduga

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular