
Wow! Transaksi Digital Banking Diprediksi Tembus Rp 48.000 T

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai transaksi ekonomi digital di Indonesia diprediksi bakal terus bertumbuh dan menjadi penyokong pertumbuhan ekonomi nasional.
Ketua Umum Asosiasi Asuransi Umum Indonesia, Hastanto Sri Margi Widodo mengungkapkan, berdasarkan proyeksi Bank Indonesia, pertumbuhan PDB domestik akan tumbuh pada kisaran 4,7% sampai dengan 5,5% pada tahun ini.
Salah satu motor penggerak pertumbuhan itu adalah ekonomi digital dengan rincian, nilai transaksi dari e-commerce akan mencapai Rp 530 triliun, e-money akan memberi andil sebesar Rp 337 triliun dan digital banking senilai Rp 48.000 triliun.
"Potensi nilai ekonomi digital di Indonesia sampai Rp 2.000 triliun di 2025," kata Hastanto, dalam webinar Rabu (23/2/2022).
Untuk itu, industri asuransi turut memanfaatkan potensi tersebut melalui infrastruktur pembayaran digital yang sudah disiapkan bank sentral seperti QRIS. Sehingga, pembayaran asuransi pun kini bisa dilakukan melalui sistem pembayaran tersebut.
"Digital ekonomi bukan hanya menjual produk tradisional membayar menggunakan digital finance, tapi ya memang pemenuhan kebutuhan asuransi sudah menggunakan infrastruktur digital," katanya.
Sebagai gambaran, transaksi secara digital terus mengalami pertumbuhan seiring masih berlangsungnya pandemi COVID-19.
Melihat tren tersebut, Deputy Director Division Head of Payment System Innovation Bank Indonesia, Ricky Satria memprediksi pertumbuhan transaksi online bahkan sudah melampaui Rp 10.000 triliun dalam satu triwulan.
Ricky mengatakan, transaksi memang meningkat cukup signifikan di tahun 2021, karena kontribusi generasi milenial yang cukup besar di Indonesia.
Kemudian, aktivitas ekonomi secara digital booming terutama e-commerce dan fintech. Lalu, pemerintah dan regulator support masuk ke ekonomi digital. Selain tentunya terpengaruh perubahan kebiasaan transaksi masyarakat akibat pandemi.
"Perkiraan kami di triwulan IV (2021) itu mungkin sudah tembus sekitar di atas Rp 10.000 triliun. Compare dengan tahun lalu (triwulan IV 2020) yang mungkin masih di bawah Rp 7.000 triliun dan frekuensi transaksinya itu mungkin sudah tembus di atas 2 miliar (transaksi). Karena memang 2021-2022 ini kita fokus ke retail," katanya.
(sys/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bos Asuransi Ungkap Ada Persoalan di Asuransi Kredit
