
Ini Sektor Potensial Yang Dibidik BJBR Demi Ekspansi Kredit

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk, atau bank bjb (BJBR) siap menjalani 2022 dengan optimisme seiring dengan pemulihan ekonomi, dibandingkan dengan tahun lalu yang diliputi ketidakpastian. Direktur Utama bank bjb Yuddy Renaldi mengajak seluruh insan bank bjb untuk menatap tahun ini dengan penuh semangat dan optimisme.
Adapun tahun ini perseroan berencana untuk melakukan ekspansi kredit dan akan menggelar penawaran umum terbatas atau rights issue, dengan menerbitkan sebanyak-banyaknya 925.000.000 Saham Baru.
Yuddy mengatakan aksi korporasi ini berfungsi untuk meningkatkan penetrasi kredit perusahaan di tahun ini. Menurutnya, rights issue menjadi langkah tepat guna memperkuat permodalan sehingga dapat mendorong ekspansi kredit perseroan.
UMKM menjadi salah satu sektor yang disasar oleh bank bjb terutama untuk mendukung pariwisata dan ekonomi kreatif. Pembangunan infrastruktur daerah juga menjadi sektor potensial untuk penyaluran kredit, apalagi bank bjb merupakan BPD terbesar di Indonesia dengan kepemilikan aset dalam jumlah besar dan infrastruktur yang mumpuni.
"Rights issue merupakan langkah tepat untuk memperkuat permodalan Perusahaan sehingga dapat meningkatkan kemampuan penetrasi kredit Perusahaan di tahun ini. Skema ini dilakukan dengan harga yang akan ditentukan kemudian, dengan mempertimbangkan penilaian harga wajar Perusahaan," ujar Yuddy.
Yuddy menjelaskan, rencana rights issue ini telah disetujui dalam RUPS Tahunan pada 6 April 2021. Seluruh dana right issue setelah dikurangi dengan biaya emisi, akan digunakan seluruhnya untuk memperkuat struktur permodalan dalam rangka ekspansi kredit perseroan.
Sebelum melaksanakan rights issue, perseroan telah melakukan sejumlah inovasi, salah satunya menghadirkan pembayaran digital yakni fitur new DIGI dan DigiCash by bank bjb. Kemudahan pembayaran juga hadir melalui mobile banking, QRIS, uang elektronik, virtual account, internet banking corporate, dan Agen Laku Pandai.
Menurut Yuddy, inovasi dan kolaborasi merupakan kunci dalam memenangkan persaingan ke depan. Oleh sebab itu, layanan digital bank bjb perlu dioptimalkan.
"Semuanya ini diharapkan mendukung program inklusi keuangan serta pembentukan ekosistem digital," pungkasnya.
Dia menambahkan bahwa sepanjang 2021, perseroan telah melakukan berbagai inovasi dan pengembangan digitalisasi. Hal itu kemudian berdampak pada pendapatan fee based income perseroan yang naik signifikan. Di sisi lain, QRIS merchant bank bjb juga tumbuh positif. Diikuti pengembangan fasilitas kredit berbasis digital melalui aplikasi loan on boarding, seperti aplikasi bjb Laku untuk segmen UMKM, serta Kredit Mesra dan Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Ada pula bjb Koin untuk pembiayaan segmen konsumer Aparatur Sipil Negara (ASN), dan pengembangan aplikasi di segmen lainnya. Kehadiran seluruh layanan itu dinilai dapat mendorong percepatan tumbuhnya ekspansi bisnis perseroan.
"Kedepannya, seluruh aplikasi ini akan menjadi satu kesatuan dalam suatu Super Apps untuk memenuhi seluruh kebutuhan nasabah dalam satu aplikasi saja," kata Yuddy.
Seperti yang diketahui, bank bjb merupakan BPD yang pertama kali melantai di bursa, tepatnya di Juli 2010.
Selain rencana rights issue, bank bjb juga bersiap melakukan RUPS Tahunan Tahun Buku 2021, pada 30 Maret 2022. Pada RUPS Tahunan biasanya perusahaan akan memutuskan pembagian dividen. Dalam beberapa tahun belakangan, bank bjb juga dikenal sebagai salah satu emiten yang rutin membagikan dividen yang besar, bahkan bisa mencapai 60% dari laba perusahaan.
Untuk tahun buku 2020, bank bjb telah menebar dividen senilai Rp 941,97 miliar atau setara dengan 56% dari laba bersih tahun tersebut senilai Rp 1,7 triliun. Adapun dividen yang dibagikan kepada pemegang saham yakni Rp 95,74 per lembar saham.
Jika dilihat dari kinerja November 2021, dimana laba bersih telah melampaui nilai sepanjang 2020, ada potensi bank bjb akan kembali menebar dividen besar seperti sebelumnya. Berdasarkan laporan keuangan per November 2021, bank bjb membukukan laba bersih senilai Rp 1,8 triliun. Lebih baik dibandingkan periode yang sama pada 2020 yaitu Rp 1,4 triliun.
Sementara itu, capaian laba bersih hingga November ditopang oleh pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) yang sebesar Rp 6,9 triliun. Tumbuh 20,28% dibandingkan 2020, yakni Rp 5,7 triliun.
"Kinerja yang baik ini kami harap dapat memberikan nilai lebih kepada seluruh stakeholders, khususnya pemegang saham. Mengingat kami akan melakukan rights issue dalam waktu dekat," ujar Yuddy.
(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bank BJB (BJBR) Tebar Dividen Rp 1 Triliun, Setara 58,27% Laba 2023