Duh! IHSG Jeblok 1% Lebih, Ada Apa Ini?
Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah dibuka di zona merah, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ambles lebih dari 1% pada perdagangan Selasa (22/2).
Pada awal perdagangan IHSG langsung dibuka drop 0,25% dan selang 5 menit kemudian mampu sedikit memangkas penurunan menjadi 0,2%.
Terbaru jelang penutupan perdagangan sesi pertama, IHSG tercatat ambles lebih dari 1% dengan level terbawah perdagangan intraday Senin berada di 6.828,40.
Amblesnya bursa saham domestik ini terjadi menyusul meningkatnya ketegangan di Ukraina.
Menurut data PT Bursa Efek Indonesia, Saham yang ramai dilego asing adalah Unilever Indonesia (UNVR) dengan net sell mencapai Rp 25,8 miliar, disusul oleh Astra Internasional (ASII) dan Ace Hardware Indonesia (ACES) masing-masing Rp 18,3 miliar dan Rp 14,8 miliar. Saham emiten kakap lain yang ikut dilego termasuk Telkom Indonesia dan Bank BNI.
Nilai perdagangan mencapai Rp 6,46 triliun dengan melibatkan 13,82 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 836 ribu kali. Mayoritas saham melemah yakni sebanyak 397 unit, sementara 122 lain menguat, dan 142 sisanya flat.
Koreksi IHSG tidak sendirian, melainkan mengikuti tren pelemahan di bursa Asia dan Global.
Stoxx Europe 600 pan-continental turun 1,3%. MOEX, indeks saham acuan Rusia, jatuh 10,5%-penurunan persentase harian terbesar sejak Maret 2014 selama invasi Rusia ke Krimea.
Selasa (22/2) pagi ini bursa Asia juga dibuka berjatuhan dengan indeks Nikkei (Jepang) dibuka ambles 1,54%, Hang Seng (Hong Kong) ambruk 2,28%, Shanghai Composite (China) merosot 0,78%, Straits Times (Singapura) terkoreksi 0,58%, dan KOSPI (Korea Selatan) ambrol 1,7%.
Koreksi terjadi di tengah meningkatnya konflik di Ukraina. Rusia secara resmi memberikan dukungan kemerdekaan kepada dua wilayah Ukraina yang bergolak, yakni Donetsk dan Luhansk.
Presiden Rusia Vladimir Putin pun segera mengirimkan tentaranya ke dua wilayah tersebut, untuk membela kelompok separatis yang selama beberapa hari terakhir dihujani mortar dan bom oleh tentara Ukraina.
Pekan lalu, Menteri Luar (Menlu) Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken telah mengingatkan bahwa pengakuan kedaulatan kedua wilayah Ukraina tersebut akan memicu respons yang keras dan cergas dari AS dengan berkoordinasi penuh bersama para sekutunya.
Menlu Ukrainia Dmytro Kuleba pun mengajukan pertemuan darurat di forum Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB). Namun, sejauh ini belum ada jawaban resmi dari 15 anggota Dewan Keamanan (DK) PBB di mana Rusia menjadi salah satu anggotanya.
(fsd/fsd)