Putin Bikin Negara Barat Panas, Awas IHSG 'Kebakaran'
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat penguatan 0,15% ke 6.902,965 pada perdagangan awal pekan kemarin. Bursa kebanggaan Tanah Air ini bahkan sempat melesat 0,51% ke 6.927,909 di awal perdagangan, level tersebut menjadi rekor tertinggi sepanjang masa yang baru.
Dalam dua pekan terakhir, investor asing rajin memborong saham di Indonesia dengan total beli bersih (net buy) lebih dari Rp 10 triliun. Aksi tersebut masih berlanjut kemarin, tercatat net buy sebesar Rp 706 miliar di pasar reguler.
Ruang penguatan IHSG masih terbuka pada perdagangan Selasa (22/2) tetapi risiko merosot juga cukup besar, sebab tensi geopolitik di Barat kembali memanas.
Presiden Rusia, Valdimir Putin pada Senin malam waktu setempat mengumumkan mengakui kemerdekaan dua wilayah yang memisahkan diri dari Ukraina, yakni Donetsk dan Luhansk.
"Saya menganggap perlu untuk membuat keputusan yang seharusnya sudah dibuat sejak lama untuk mengakui kemerdekaan dan kedaulatan Republik Rakyat Donetsk dan Republik Rakyat Luhansk," kata Putin sebagaimana diwartakan CNBC International.
Putin juga mengerahkan pasukannya ke wilayah tersebut untuk "menjaga perdamaian".
Sementara itu Amerika Serikat (AS) langsung menanggapi langkah Putin tersebut. Jen Paski salah satu pejabat di Gedung Putih mengatakan Presiden AS, Joe Biden, akan menandatangani perintah eksekutif yang melarang investasi, perdagangan dan pembiayaan oleh warga AS atau sebaliknya dari wilayah Donetsk dan Luhansk.
Sanksi yang diberikan tersebut tentunya bisa memanaskan hubungan AS dengan Rusia, belum lagi negara-negara Eropa yang kemungkinan akan mengambil langkah serupa.
Hal ini bisa membuat tensi geopolitik masih tereskalasi yang membuat sentimen pelaku pasar memburuk.
Secara teknikal, indeks hampir mencapai target penguatan pola Rectangle yang dibentuk sejak Oktober lalu.
Batas atas pola ini berada di kisaran 6.735, dan batas bawah pola Rectangle berada di kisaran 6.510, artinya ada jarak sekitar 215 poin dari level tersebut ke batas atas.
Selama bertahan di atasnya, target penguatan IHSG sebesar 215 poin ke 6.950.
IHSG juga berada di atas rerata pergerakan 50 hari (moving average 50/MA 50), MA 100 dan MA 200 pada grafik harian.
Selama mampu bertahan di atas tiga MA tersebut, berlanjutnya penguatan IHSG ke depannya masih terbuka lebar.
Sementara itu indikator Stochastic pada grafik harian dan 1 jam masih berada di wilayah jenuh beli (overbought), sehingga risiko koreksi cukup besar.
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
IHSG kini berada di kisaran level psikologis 6.900, selama mampu bertahan di atasnya ada peluang kembali menguji resisten di kisaran 6.930, sebelum menuju 6.950, jika mampu menembus resisten tersebut.
Sementara jika kembali ke bawah 6.900, IHSG berisiko terkoreksi ke kisaran 6.870 sebelum menuju 6.850 hingga 6.540.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/vap)