
Mayday.. Mayday... Harga Nikel Jatuh 5%!

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar nikel tahun ini diperkirakan akan mengalami surplus, berbeda dengan tahun 2021 yang defisit. Hal ini membebani harga nikel dunia.
Pada Selasa (24/5/2022) pukul 15.31 WIB harga nikel dunia tercatat US$ 26.335/ton, anjlok 5,04% dibandingkan dengan harga penutupan kemarin.
International Nickel Study Group (INSG) memprediksi pasar nikel akan surplus sebesar 67.000 ton pada tahun 2022. Produksi nikel diperkirakan mencapai 3,08 juta ton. Jumlah ini mengalahkan permintaan nikel global yang 'diramal' sebesar 3,02 juta ton.
Grup peneliti nikel tersebut memperkirakan permintaan nikel global akan tumbuh 8,6% year-on-year/yoy. Akan tetapi pertumbuhan tersebut masih kalah cepat dari pertumbuhan produksi yang diperkirakan melonjak 18,2% yoy.
![]() Surplus Nikel |
Indonesia memiliki kontribusi atas lonjakan supply nikel yang membuat pasar menjadi surplus pasokan.
"Indonesia menambang 34,4% lebih banyak nikel tahun lalu menjadi sebesar 1,04 juta ton. Hal ini menyumbang hampir 40% dari produksi global. Tingkat pertumbuhan itu masih meningkat - produksi naik 38,2% dalam dua bulan pertama tahun 2022," tulis INSG dalam risetnya.
Goldman Sachs mengakui bahwa Indonesia akan mendorong surplus nikel kelas II atau kelas bawah menjadi 112.000 ton pada tahun 2022.
Analis memperkirakan rata-rata harga nikel akan jatuh ke US$ 26.800/ton pada kuartal ketiga, turun hampir 9% dari level saat ini, karena pasokan meningkat.
"Setelah perdagangan kontrak LME stabil, prospek permintaan agregat yang memburuk - guncangan inflasi dan kenaikan suku bunga - akan melemahkan permintaan baja tahan karat dan nikel," kata Tom Price dari Liberum.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 2021 Harga Nikel Naik 22%, 2022 Kayaknya Nggak Lanjut...