
Target ke 6.950, IHSG Bisa Pecah Rekor Lagi di Sesi II?

Jakarta, CBNC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat melesat 0,51% ke 6.927,909 di awal perdagangan hari ini, Senin (21/2). Level tersebut menjadi rekor tertinggi sepanjang masa yang baru.
Sayangnya laju IHSG kemudian tertahan dan memangkas penguatan hingga mengakhiri perdagangan sesi I di 6.900,376, menguat 0,11%.
Dalam dua pekan terakhir, investor asing rajin memborong saham di Indonesia dengan total beli bersih (net buy) lebih dari Rp 10 triliun. Aksi tersebut masih berlanjut pada hari ini, sepanjang sesi I tercatat net buy sebesar Rp 426 di pasar reguler.
Sentimen positif datang dari Barat. Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden disebut akan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Keduanya akan ditengahi Presiden Prancis Emmanuel Macron. Ini bisa terjadi asal Rusia tidak menginvasi Ukraina.
Jen Psaki, Pejabat Gedung Putih mengatakan kemungkinan pertemuan puncak antara Biden Putin hanya akan diadakan setelah pertemuan antara menteri luar negeri kedua negara, yang dijadwalkan untuk akhir pekan ini.
Psaki juga menegaskan pertemuan itu bisa terjadi jika Rusia tidak melakukan invasi ke Ukraina. Meski masih dipenuhi ketidakpastian, setidaknya pasar melihat risiko terjadinya serangan militer bisa semakin berkurang.
IHSG pun melesat sebelum akhirnya terkoreksi melihat posisinya yang mencapai rekor tertinggi sepanjang masa.
Secara teknikal, hampir mencapai target penguatan pola Rectangle yang dibentuk sejak Oktober lalu.
Batas atas pola ini berada di kisaran 6.735, dan batas bawah pola Rectangle berada di kisaran 6.510, artinya ada jarak sekitar 215 poin dari level tersebut ke batas atas.
Selama bertahan di atasnya, target penguatan IHSG sebesar 215 poin ke 6.950.
IHSG juga berada di atas rerata pergerakan 50 hari (moving average 50/MA 50), MA 100 dan MA 200 pada grafik harian.
![]() Foto: Refinitiv |
Selama mampu bertahan di atas tiga MA tersebut, berlanjutnya penguatan IHSG ke depannya masih terbuka lebar.
Sementara itu indikator Stochastic pada grafik harian dan 1 jam masih berada di wilayah jenuh beli (overbought), sehingga risiko koreksi cukup besar.
![]() Foto: Refinitiv |
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
IHSG kini berada di psikologis 6.900, selama mampu bertahan di atasnya ada peluang kembali menguji resisten di kisaran 6.930, sebelum menuju 6.950, jika mampu menembus resisten tersebut.
Sementara jika kembali ke bawah 6.900, IHSG berisiko terkoreksi ke kisaran 6.870 hingga 6.850.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000