
Begini Modus BUMN Cari Utang dengan Cara Tidak Benar

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkapkan modus yang dilakukan perusahaan pelat merah menerbitkan surat utang dengan cara yang tidak benar. Ujung-ujungnya utang itu menjadi beban keuangan dan membuat kinerja BUMN tertekan.
"Kita juga sekarang banyak memantau, bahkan melaporkan BUMN yang menerbitkan utang-utang tidak benar," kata Erick dalam Exclusive Interview dengan CNBC Indonesia, beberapa waktu lalu.
Modusnya, kata Erick, ada BUMN menerbitkan utang dengan skema medium terms note yang tidak jelas peruntukannya. "Kalau tidak jelas fungsinya kita gigit mereka. Kalau perlu kita laporin," kata Erick.
Erick tidak mempermasalahkan BUMN untuk mencari sumber pendanaan dari utang. Namun Erick dengan tegas mengatakan utang tersebut harus produktif.
Erick memberikan contoh, di Korea Selatan pada 1960-an, hampir 50% anggaran pemerintah dialokasikan untuk membangun infrastruktur. Hasilnya, saat ini Korea Selatan menjadi salah satu negara maju.
Itu sebabnya, lanjut Erick, ketika bicara soal utang BUMN Karya, PT Waskita Karya Tbk (WSKT), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT PP Tbk (PTPP) dan lain, merupakan utang yang sifatnya produktif.
Jumlah utang besar dan sempat jadi beban keuangan bagi BUMN Karya, menurut Erick, akan ada jalan keluarnya.
"Allhamdullilah, dengan dibentuknya INA (The Indonesia Investment Authority), kita sering berkomunikasi. Dimana dalam Undang-Undang, disebutkan tugasnya membantu pembangunan infrastruktur tidak dengan utang tetapi dengan investasi," kata Erick.
Untuk itu, kata Erick, Kementerian BUMN saat ini berkolaborasi dengan INA. Bentuknya beberapa ruas jalan tol milik Waskita Karya diambilalih oleh INA dengan IRR (Investment Rate Return) yang relatif menguntungkan.
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkapkan banyak perusahaan pelat merah menerbitkan surat utang dengan cara yang tidak benar. Ujung-ujungnya utang itu menjadi beban keuangan dan membuat kinerja BUMN tertekan.
"Kita juga sekarang banyak memantau, bahkan melaporkan BUMN yang menerbitkan utang-utang tidak benar," kata Erick dalam Exclusive Interview dengan CNBC Indonesia, beberapa waktu lalu.
Modusnya, kata Erick, ada BUMN menerbitkan utang dengan skema medium terms note yang tidak jelas peruntukannya. "Kalau tidak jelas fungsinya kita gigit mereka. Kalau perlu kita laporin," kata Erick.
Erick tidak mempermasalahkan BUMN untuk mencari sumber pendanaan dari utang. Namun Erick dengan tegas mengatakan utang tersebut harus produktif.
Erick memberikan contoh, di Korea Selatan pada 1960-an, hampir 50% anggaran pemerintah dialokasikan untuk membangun infrastruktur. Hasilnya, saat ini Korea Selatan menjadi salah satu negara maju.
Itu sebabnya, lanjut Erick, ketika bicara soal utang BUMN Karya, PT Waskita Karya Tbk (WSKT), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT PP Tbk (PTPP) dan lain, merupakan utang yang sifatnya produktif.
Jumlah utang besar dan sempat jadi beban keuangan bagi BUMN Karya, menurut Erick, akan ada jalan keluarnya.
"Allhamdullilah, dengan dibentuknya INA (The Indonesia Investment Authority), kita sering berkomunikasi. Dimana dalam Undang-Undang, disebutkan tugasnya membantu pembangunan infrastruktur tidak dengan utang tetapi dengan investasi," kata Erick.
Untuk itu, kata Erick, Kementerian BUMN saat ini berkolaborasi dengan INA. Bentuknya beberapa ruas jalan tol milik Waskita Karya diambilalih oleh INA dengan IRR (Investment Rate Return) yang relatif menguntungkan.
Pada kesempatan yang sama, Erick Thohir juga mengatakan ada rencana menjual ruas tol yang dibangun oleh PT Hutama Karya (Persero) kepada The Indonesia Investment Authority (INA).
Menurut Erick, INA punya ketertarikan untuk mengakuisisi ruas tol yang sudah dibangun perusahaan pelat merah ini.
"Karena itu kemarin kita bertemu antara Menteri Keuangan, Menteri PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) untuk membangun solusi ini," kata Erick dalam dialog Eksklusif dengan CNBC Indonesia beberapa waktu lalu.
Sebelumnya, INA juga sudah mengakuisisi sejumlah ruas tol yang dibangun oleh PT Waskita Karya Tbk (WSKT). Tingkat imbal hasil yang diukur dari investment rate return (IRR) dari ruas tol tersebut relatif menguntungkan.
Erick menambahkan, akuisisi yang dilakukan oleh INA terhadap ruas tol milik Waskita Karya dan Hutama Karya, akan membuat kinerja keuangan kedua BUMN Karya tersebut menjadi lebih sehat.
"(Dengan demikian) bisa lagi ada penugasan baru (untuk dua BUMN tersebut). Selama penugasannya benar, saya rasa tidak akan ada masalah," ungkap Erick.
(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Potret Erick Thohir Sambut Ribuan Pegawai Baru BUMN