Analisis Teknikal

Ambrol Sepekan, Harga Batu Bara Masih di Atas Langit

Putra, CNBC Indonesia
20 February 2022 11:30
Pekerja membersihkan sisa-sisa batu bara yang berada di luar kapal tongkang pada saat bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (22/11/2021). Pemerintah Indonesia berambisi untuk mengurangi besar-besaran konsumsi batu bara di dalam negeri, bahkan tak mustahil bila meninggalkannya sama sekali. Hal ini tak lain demi mencapai target netral karbon pada 2060 atau lebih cepat, seperti yang dikampanyekan banyak negara di dunia. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Aktivitas Bongkar Muat Batu Bara di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (22/11/2021). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga kontrak batu bara termal acuan global Newcastle tertekan sepanjang pekan ini.

Pada perdagangan Jumat (18/2/2022), harga kontrak berjangka batu bara Newcastle ditutup melemah 1,25% ke level US$ 201,15/ton.

Dalam lima hari perdagangan terakhir, harga batu bara ambles 8,57% secara point to point. Meskipun ambles, namun harga batu bara masih tetap kuat di atas US$ 200/ton.

Harga batu bara juga masih ter apresiasi lebih dari 30% secara year to date (ytd) salah satu faktor pemicunya adalah musim dingin dan ekspektasi kebutuhan China yang meningkat saat Tahun Baru.

Ke depan harga batu bara berpeluang masih akan tetap kuat di atas level sebelum pandemi karena pasokan gas yang terbatas.

Di negara Paman Sam, inventori atau stok gas terus mengalami penurunan di sepanjang musim dingin kali ini meskipun secara temperature musim dingin yang berlangsung sekarang masih lebih hangat.

Menurut laporan Biro Energi AS (EIA) laju deplesi stok gas di AS jauh lebih cepat dari laju deplesi sejak musim dingin tahun 2017/2018.

Impor gas alam cair (LNG) Eropa juga masih kuat dengan total mencapai 6,9 miliar kubik meter (bcm) sepanjang Januari.

Permintaan akan gas juga diramal bakal naik di China seiring dengan perbaikan sektor industri di negara tersebut.

Solidnya permintaan gas di tengah kenaikan tensi geopolitik Russia Ukraina belakangan ini juga membuat harga gas tetap tinggi.

Berdasarkan data Refinitiv, harga LNG Asia untuk pengiriman bulan April masih di kisaran US$ 24,4/mmbtu.

Tingginya harga gas dapat memicu peralihan ke sumber energi yang lebih murah seperti batu bara. Permintaan yang meningkat pada akhirnya juga akan turut mengerek harga batu bara.

Dengan harga gas yang masih tinggi, maka harga batu bara juga berpeluang bergerak di kisaran tertingginya karena keduanya merupakan sumber energi primer dengan pangsa pasar yang mirip seperti untuk pembangkit listrik.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Cuan Gede! Harga Batu Bara Melejit Hingga 8% Pekan Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular