Analisis Teknikal

Investor Asing Mulai Jualan, Waspada IHSG Mersosot di Sesi II

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
17 February 2022 13:00
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Tensi panas di Eropa Timur yang ternyata masih belum sepenuhnya mereda membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot 0,76% ke 6.797,638 di perdagangan sesi I. Investor asing yang sebelumnya rajin memborong saham kini berbalik menjual.

Sepanjang sesi I, investor asing tercatat melakukan jual bersih (net sell) sebesar Rp 27 miliar. Sebelumnya dalam 3 hari perdagangan investor asing melakukan net buy lebih dari Rp 1,5 triliun dan sepanjang pekan lalu lebih dari Rp 7 triliun. 

Artinya, investor asing mulai melakukan aksi ambil untung dan kemungkinan akan berlanjut di sesi II.

Perhatian kembali tertuju ke Eropa Timur, Selasa lalu Rusia sudah menarik pasukannya dari perbatasan Ukraina. Namun, Amerika Serikat sepertinya tidak percaya begitu saja dengan langkah Rusia tersebut.

Anthony Blinken, Menteri Luar Negeri AS, mengungkapkan negara pimpinan Presiden Vladimir Putin itu malah menggerakkan lebih banyak pasukan ke perbatasan Ukraina dan tidak ada yang ditarik mundur.

Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) pun bergerak. Intelijen senior membisikkan kepada Reuters bahwa NATO sedang menyiapkan unit tempur di sejumlah negara Eropa Tengah dan Tenggara seperti Rumania, Bulgaria, Hungaria, dan Slowakia.

Sang intel menyebut bahwa latihan militer Rusia semakin intensif dan hampir mencapai puncak. Oleh karena itu, kemungkinan terjadi serangan pada bulan ini tetap tinggi.
"Rusia masih bisa sewaktu-waktu menyerang Ukraina. Tanpa peringatan," katanya.

"Apa yang kita lihat adalah mereka (Rusia) malah menambah pasukan. Sejauh ini tidak ada de-eskalasi," tegas Jens Stoltenberg, Sekretaris Jenderal NATO, seperti diwartakan Reuters.

Masih adanya risiko terjadi perang membuat pelaku pasar berhati-hati dan sebagian juga mencairkan keuntungan setelah IHSG melesat mendekati rekor tertinggi sepanjang masa.

Secara teknikal, indikator Stochastic pada grafik harian dan 1 jam mulai masuk lagi ke wilayah jenuh beli (overbought) akhirnya memicu koreksi IHSG.

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Ketika Stochastic berada di wilayah overbought, maka tekanan turun bagi IHSG akan besar.

jkseGrafik: IHSG 1 Jam
Foto: Refinitiv

Support terdekat kini berada di kisaran 6.770 jika level tersebut dilewati, IHSG berisiko turun menuju 6.735 yang merupakan batas atas pola Rectangle dan bisa menjadi kunci pergerakan rupiah ke depannya.

Pola Rectangle yang dibentuk sejak Oktober lalu, dengan batas atas berada di kisaran 6.735, dan batas bawah pola Rectangle berada di kisaran 6.510, artinya ada jarak sekitar 215 poin dari level tersebut ke batas atas.

jkseGrafik: Harian
Foto: Refinitiv

Artinya selama bertahan di atas pola Rectangle, ke depan IHSG berpeluang naik sebesar 215 poin ke 6.950.

IHSG juga berada di atas rerata pergerakan 50 hari (moving average 50/MA 50), MA 100 dan MA 200 pada grafik harian.

Selama mampu bertahan di atas tiga MA tersebut, berlanjutnya penguatan IHSG ke depannya masih terbuka lebar.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dow Jones Cetak Rekor Lagi, IHSG Bakal Ikutan Hari ini?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular