
Bos BTN: Ada 69 Juta Milenial Butuh Rumah

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) Haru Koesmahargyo mengungkapkan ada 69 juta milenial yang membutuhkan rumah, dan menjadi pasar properti yang potensial ke depannya. Dia mengatakan generasi milenial memiliki selera yang berbeda dibandingkan generasi sebelumnya.
"Milenial biasanya mencari hunian yang aksesibel, simpel, dekat kemana-mana, ada transportasi. Itu yang akan kami siapkan bersama para developer, yang aksesibel, bisa tapak, atau pun apartemen, seperti Transit-oriented development (TOD). Biasanya, milenial tinggal di kota besar yang sudah ada akses kemana-mana, seperti tempat kerja, ritel dan fasilitas lainnya," kata Haru dalam CNBC Indonesia Property Outlook, Kamis (17/2/2022).
Untuk menangkap potensi tersebut, BTN memiliki dua produk yang bisa menjangkau pasar milenial. Haru mencontohkan pihaknya memberikan fasilitas cicilan yang fleksibel hingga uang muka yang ringan.
"KPR kan umumnya jangka panjang, ada yang sampai 30 tahun. Harus dipahami proses dan perjalanan mereka dari dunia kerja hingga melakukan KPR dan cicilan, seiring waktu orang tersebut pendapatannya meningkat. Pola ini kami tangkap, jadi cicilan pokok sedikit di depan, ketika sudah naik penghasilannya kami ikuti perjalanan ini," pungkasnya.
Menurutnya segmen milenial memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda dengan rumah MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah) ataupun yang menengah ke atas. Haru mengatakan untuk rumah tapak bagi milenial dikembangkan banyak di kawasan sub urban, seperti Depok ataupun Sentul.
Adapula yang memiliki akses transportasi mudah ke tempat kerja dan pusat kota seperti di derah Tanjung Barat, Serpong, Kemayoran.
"Ke depan apa yg disasar BTN adalah how to create housing ecosystem, artinya merangkum seluruh partisipan yang ada di ekosistem tersebut. Perjalan seseorang membeli rumah pertama, tinggal, kemudian beli rumah baru, menyewakan dan siklus selanjutnya jual," jelas Haru.
(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Potensi Besar New Economy dan Digitalisasi di RI
