
BUMI Targetkan Produksi Batu Bara 18 Juta Ton di Kuartal I

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menargetkan produksi batu bara sepanjang kuartal I/2022 bisa menembus angka 17 - 18 juta ton. Jumlah ini setara 20% dari total target produksi batu bara perusahaan sepanjang 2022.
Direktur Bumi Resources Dileep Srivastava berkata, pada 2022 Bumi Resources menargetkan produksi batu bara bisa mencapai 85 - 90 juta ton. Akan tetapi, produksi batu bara disebutnya belum akan maksimal di kuartal I/2022 karena faktor cuaca.
"Produksi di kuartal I akan terpengaruh La Nina yang biasanya mengakibatkan hujan deras yang kemungkinan bertahan hingga Maret mendatang. Kami prediksi produksi batu bara sepanjang kuartal I mencapai 20% dari target," kata Dileep kepada CNBC Indonesia, Rabu (16/2/2022).
Menurut Dileep, rendahnya target produksi batu bara pada kuartal I bukan hanya karena alasan cuaca. Dia menyebut produksi batu bara perusahaan memang selalu rendah pada kuartal pertama setiap tahun.
Sebagai catatan, pada kuartal I/2021 BUMI berhasil memproduksi batu bara sebanyak 19,3 juta ton. Kemudian, pada kuartal I/2020 produksi batu bara perusahaan mencapai 20,8 juta ton.
"La Nina biasanya terjadi tiap 2 - 7 tahun sekali, tapi setiap tahun di kuartal I produksi batu bara memang biasanya rendah. Kami targetkan produksi batu bara hingga semester I/2022 mencapai 45% dari target," katanya.
Demi memenuhi target tersebut, BUMI kini tengah menyiapkan berbagai peralatan agar mendukung kinerja perusahaan dalam memproduksi batu bara di tengah musim hujan. Dileep berkata, saat ini beberapa alat khusus sudah disiapkan perusahaan jelang puncak musim hujan terjadi.
"Kami mendapat banyak peralatan agar bisa mengambil keuntungan sesuai target. Kami pastikan perusahaan terus berupaya keras menggenjot produksi batu bara sepanjang musim hujan," katanya.
Sebagai catatan, pada 2021 lalu produksi batu bara Bumi Resources mencapai 78 - 80 juta ton. Tahun ini, BUMI menargetkan produksi batu bara bisa mencapai 85 - 90 juta ton.
Bumi Resources menjadi salah satu perusahaan batu bara yang terdampak dari pencabutan larangan ekspor komoditi ini per 1 Februari lalu. Perusahaan telah mendapat banyak pesanan batu bara dari luar negeri bahkan sebelum kebijakan tersebut dikeluarkan pemerintah.
BUMI tetap bisa melakukan ekspor batu bara saat larangan berlaku sepanjang Januari lalu karena perusahaan sudah memenuhi ketentuan penjualan batu bara untuk kebutuhan dalam negeri (Domestic Market Obligation/DMO). Selama ini, BUMI kerap mengekspor batu bara ke Cina, India, Jepang, Taiwan, Korea, Filipina, Vietnam dan Malaysia.
"Kami memprioritaskan penjualan domestik dibanding ekspor, dengan rata-rata 65% - 70% batu bara di ekspor, dan 30% - 35% untuk suplai dalam negeri termasuk PLN. Tantangan kami kini adalah curah hujan tinggi yang diprediksi akan terjadi hingga bulan ini. Kondisi tersebut berpotensi mengganggu produksi batu bara," katanya.
(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pecah Rekor, BUMI Catat Pendapatan US$ 8,53 Miliar