Rupiah Lagi Perkasa, Tapi Tak Mampu Taklukan Dolar Australia

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
Rabu, 16/02/2022 16:15 WIB
Foto: Ilustrasi dolar Australia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah mampu menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) dan dolar Singapura pada perdagangan Rabu (16/2). Namun, melawan dolar Australia rupiah masih stagnan. Penyebabnya, status dolar Australia sebagai risk-on currency yang membuatnya juga kuat hari ini.

Pada pukul 14:27 WIB AU$ 1 setara Rp 10.223, dolar Australia masih stagnan dibandingkan penutupan perdagangan Selasa kemarin, berdasarkan data dari Refinitiv.

Sebagai risk-on currency, dolar Australia akan cenderung menguat saat bursa saham global menghijau. Seperti diketahui, sentimen pelaku pasar sedang membaik setelah meredanya ketegangan di Eropa Timur.


Laporan terbaru menyebutkan beberapa tentara Rusia yang berada di dekat Ukraina diminta kembali ke pangkalan setelah menyelesaikan latihan.

Juru Bicara Kementerian Pertahanan Rusia Igor Konashenkov mengatakan pasukan tersebut telah menyelesaikan latihan perang dan " telah mulai mengemas peralatan mereka ke menggunakan kereta dan truk, serta mulai bergerak ke pangkalan militer mereka."

Kabar tersebut memberikan sentimen positif ke pasar finansial global, terlihat dari bursa saham Eropa hingga AS yang menguat kemarin. Ketika sentimen membaik, maka aset emerging market dengan imbal hasil tinggi seperti rupiah akan kembali menjadi buruan.

Presiden Rusia, Vladimir Putin mengonfirmasi kalau Kementerian Pertahanan Rusia telah menarik tentara dan prasarana dan sarana pendukung dari perbatasan Ukraina. Hal itu disampaikan Putin dalam konferensi pers bersama Kanselir Jerman Olaf Scholz di Moskow, kemarin.

Putin mengatakan, Rusia "tentu saja" tidak menginginkan perang. Menurut dia, Rusia siap mencari solusi dengan Barat.

"Kami siap untuk bekerja sama lebih jauh. Kami siap untuk masuk ke jalur negosiasi," ujar Putin seperti dilansir AFP, Rabu (16/2/2022).

Pelaku pasar menyambut positif kabar tersebut, bursa saham global menghijau dan membuat dolar Australia kuat. Rupiah juga mendapat efek positif sebagai aset emerging market yang memberikan imbal hasil tinggi.

Hingga sore ini rupiah mampu menguat melawan dolar AS dan Singapura, tetapi stagnan melawan dolar Australia.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: IHSG Menguat, Pasar Modal RI Masih Jadi Pilihan Investor