Batal Perang? JP Morgan Tambah Portofolio Surat Utang Ukraina

Feri Sandria, CNBC Indonesia
Rabu, 16/02/2022 11:15 WIB
Foto: Ist/Reuters

Jakarta, CNBC Indonesia - Ratusan juta dolar dari investor asing kemungkinan akan mengalir ke obligasi Ukraina bulan depan meskipun ancaman perang dengan Rusia belum sepenuhnya hilang.

JPMorgan Chase & Co. berencana untuk menambahkan utang mata uang lokal Ukraina ke indeks obligasi pasar berkembang populer yang dikenal sebagai GBI-EM.

Ini akan berlaku mulai 31 Maret dengan bobot 0,12%, menurut catatan Oktober 2021 kepada klien, yang mengatakan hampir 70% investor mendukung langkah tersebut.


Dilansir The Wall Street Journal, seseorang yang akrab dengan masalah ini mengatakan rencana ini masih di jalur yang tepat. JPMorgan menolak berkomentar.

Hingga Januari tahun ini, dana kelolaan dalam indeks tersebut mencapai US$ 222 miliar atau setara dengan Rp 3.185 triliun (kurs Rp 14.350/US$).

Artinya, jika JP Morgan memutuskan untuk menambahkan obligasi Ukraina, itu berarti akan ada arus masuk sebesar US$ 266,4 juta (Rp 3,82 triliun) ke pasar domestik negara di ambang perang tersebut.

Analis mengungkapkan bahwa ini merupakan kabar baik bagi Ukraina, karena masuknya pemain besar ke pasar obligasi.

Moskow telah mengirim ribuan tentara ke perbatasan Ukraina dalam beberapa bulan terakhir, tetapi Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pada hari Selasa bahwa pihaknya telah menarik kembali beberapa pasukan dari dekat Ukraina.

Rubel Rusia dan hryvnia Ukraina berada di bawah tekanan dan imbal hasil obligasi dolar 10-tahun Ukraina naik di atas 11% minggu ini dari 7% pada akhir kuartal ketiga 2021 sebelum ketegangan meningkat.

Meningkatnya risiko geopolitik Ukraina yang kontras dengan keputusan JPMorgan mencerminkan kekuatan yang berkembang akan investasi pasif.

Reksa dana indeks membentuk 37% dari dunia investasi pada akhir tahun lalu dengan aset bersih US$ 19 triliun, menurut perusahaan jasa keuangan Morningstar. Investor pasif utama dunia termasuk The Vanguard Group dan BlackRock Inc.

Strategi investasi yang mengikuti satu atau gabungan indeks di pasar negara berkembang fokus terutama pada faktor-faktor yang mempengaruhi grup secara keseluruhan, bukan pada perkembangan spesifik negara, tulis analis di Dana Moneter Internasional dalam laporan September 2020.

Indeks GBI-EM JPMorgan adalah tolok ukur yang paling banyak diikuti oleh investor internasional dari obligasi negara dengan mata uang lokal, ungkap analis tersebut.

Keputusan untuk menambah atau menghapus aset dalam indeks biasanya merupakan proses panjang yang bisa memakan waktu bertahun-tahun, yang merupakan salah satu alasan mengapa bank mungkin tidak terganggu oleh ketegangan, kata para analis.

Ini melibatkan konsultasi dengan investor, analisis pasar dan bekerja dengan kantor manajemen utang suatu negara untuk memastikan bahwa ada sistem kliring untuk obligasi untuk diperdagangkan.

Keputusan JP Morgan ini terjadi saat akses Ukraina ke pasar keuangan internasional telah berkurang. Lelang obligasi lokal baru-baru ini hanya mengumpulkan US$ 7,5 juta (Rp 107,62 miliar) dari penjualan utang 6 bulan dan 2 tahun.

Kementerian Keuangan mengatakan sebaliknya, mengandalkan bantuan keuangan dari negara-negara Barat. Uni Eropa bergerak maju dengan proposal untuk memberi negara itu €1,2 miliar, setara dengan sekitar US$ 1,4 miliar (Rp 20 triliun).

Dalam indeks yang sama Rusia berkontribusi 7% dari total bobot, dengan Indonesia juga merupakan anggota dari indeks tersebut.

Meskipun dimasukkan dalam indeks bergengsi yang dikelola JP Morgan, beberapa investor mungkin tetap memilih untuk tidak membeli obligasi Ukraina, salah satunya karena volatilitas tinggi.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(fsd/vap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Modal Pasar Saham & SBN Tarik Investor Saat Iran-Israel Panas