Perang Dunia 3 Bikin Pelaku Pasar Cemas akan Nasib IHSG

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
14 February 2022 09:39
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Meningkatnya risiko ketegangan geopolitik antara Rusia dan Ukraina menjadi sumber kekhawatiran pelaku pasar. Ketegangan geopolitik tersebut memberikan sentimen negatif bagi bursa saham global.

Dalam risetnya, Panin Sekuritas memaparkan, pada Jumat akhir pekan lalu, bursa saham Wall Street kompak terkoreksi. Indeks Nasdaq melemah paling dalam 2,78% diikuti indeks S&P 500 yang anjlok 1,90% dan indeks Dow Jones (DJIA) yang terjungkal 1,43%.

Pelemahan ketiga indeks acuan di bursa Wall Street tersebut sebagai respons negatif investor atas pernyataan dari Gedung Putih, yang menginformasikan bahwa perang di Ukraina dapat terjadi kapan saja dan meminta untuk warga Amerika di Ukraina untuk mengungsi secepatnya.

"Investor juga mengantisipasi potensi China yang akan mendukung Russia, di mana hal ini akan memperburuk hubungan antara US - China," terang Panin Sekuritas, Senin (14/2/2022).

Panin Sekuritas mencermati, diskusi melalui telepon yang dilakukan oleh Presiden US, Joe Biden dan Presiden Russia, Vladimir Putin untuk mencegah Russia menyerang Ukraina nyatanya gagal mencapai kesepakatan.

Selain itu, investor juga mencermati pergerakan inflasi, di mana inflasi di Januari meningkat +7,5% YoY, tertinggi sejak 1982. Goldman Sachs menaikkan menaikkan estimasi kenaikan suku bunga The Fed sebanyak kali.

Oleh sebab itu, Panin Sekuritas memperkirakan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini akan terkoreksi.

Sementara itu, terkait potensi terjadinya perang dunia ketiga, Sinarmas Sekuritas mengungkapkan, Amerika Serikat (AS) telah memperingatkan bahwa Rusia telah mengumpulkan cukup banyak pasukan di dekat Ukraina untuk melancarkan invasi besar-besaran.

"Pemerintah AS juga mendesak warga AS untuk meninggalkan negara itu dalam waktu 48 jam setelah Moskow memperketat tanggapannya terhadap diplomasi Barat," tulis Sinarmas Sekuritas.

Sinarmas memperkirakan, IHSG hari ini diperkirakan bergerak mixed kecenderungan melemah. "Pergerakan IHSG masih dipengaruhi dibayangi ketidakpastian global akan membuat IHSG mengalami fluktuasi dan bergerak volatile, tandas Sinarmas Sekuritas.

Pada perdagangan awal pekan ini, Senin (14/2/2022), IHSG terpantau melemah 0,82% ke level 6.762,23. Data perdagangan sampai pukul 09.21 WIB menunjukkan, nilai transaksi sudah mencapai Rp 2,02 triliun dengan frekuensi lebih dari 260 ribu kali.

Tercatat, sejak awal tahun ini, IHSG sudah menguat 2,67% dengan nilai pembelian bersih oleh investor asing di seluruh pasar senilai Rp 15,36 triliun.


(sys/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Lesu, IHSG Kayaknya Ditutup Merah Lagi Jelang Long Weekend

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular