Kebut Ekonomi Digital, BI Fast Bisa Tembus 811 Juta Transaksi

Jakarta, CNBC Indonesia - Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan SIstem Pembayaran Indonesia, Filianingsih Hendarta meyakini, jumlah transaksi di infrastruktur sistem pembayaran BI-FAST akan terus meningkat.

Saat ini, terdapat 42 perbankan domestik yang ikut menyediakan layanan BI-FAST. Menurut Filia, diluncurkannya infrastruktur ini menjadi jawaban dari bank sentral aras meningkatnya penerimaan dan adaptasi masyarakat terhadap layanan digital.

Merespons hal ini, BI meluncurkan sejumlah inisiasi, antara lain QRIS, layanan SNAP, dan terbaru adalah BI-FAST.
"Ini yang menurut hemat kami jadi backbone dan katalisator pertumbuhan transaksi digital," kata Filianingsih, dalam webinar BI-FAST yang diselenggarakan CNBC Indonesia, Jumat (11/2/2022).

Baca: Seng Ada Lawan! Nih Sederet Kecanggihan BI Fast

Menurutnya, BI-FAST akan menjadi game changer dan menjadi salah satu alternatif yang bisa dipilih oleh masyarakat. Meski baru diluncurkan 1,5 bulan, animo perbankan yang ikut berpartisipasi tetap tinggi.

"Potensinya di 2022 akan sangat besar. Ini masih 1,5 bulan, belum banyak dikenal, pada saat semua sudah siap kita akan memperkenalkan. Transaksinya bisa mencapai 811 juta transaksi," katanya.

Dia menambahkan, BI FAST juga mempunyai beberapa keunggulan. Pertama, transaksi dapat dilakukan secara real time, selama setahun penuh dan 24 jam dalam sepekan. Sehingga, layanan ini hadir untuk menjawab kebutuhan nasabah yang menginginkan transaksi perbankan yang cepat, andal dengan biaya lebih murah.

Dari tingkat keamanan cukup tinggi dan efisien dari sisi biaya. "Ke depannya [BI FAST] akan membantu pengembangan ekonomi keuangan digital," bebernya.

Terakhir, adanya BI FAST, kata dia juga untuk memperkuat ketahahan sistem pembayaran ritel nasional, sehingga masyarakat bisa punya banyak pilihan.

Baca: BI Fast Bisa Turunkan Fee Based Income, Ini Kata Asosiasi

(sys/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article BI-Fast, Era Baru Sistem Pembayaran Ritel Indonesia