Turun 2 Hari Beruntun, Harga Batu Bara Ambrol 4% Lebih!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
11 February 2022 06:25
Pekerja melakukan bongkar muat batubara di Terminal Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (6/1/2022). Pemerintah memutuskan untuk menyetop ekspor batu bara pada 1–31 Januari 2022 guna menjamin terpenuhinya pasokan komoditas tersebut untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) milik PLN dan independent power producer (IPP) dalam negeri. Kurangnya pasokan batubara dalam negeri ini akan berdampak kepada lebih dari 10 juta pelanggan PLN, mulai dari masyarakat umum hingga industri, di wilayah Jawa, Madura, Bali (Jamali) dan non-Jamali. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Pekerja melakukan bongkar muat batubara di Terminal Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (6/1/2022). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara turun lagi. Setelah naik empat hari beruntun, harga si batu hitam kini turun dua hari berturut-turut.

Kemarin, harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) ditutup di US$ 214,75/ton. Ambles 2,39% dari hari sebelumnya.

Ini membuat harga batu bara turun selama dua hari beruntun. Koreksi dalam dua hari tersebut lumayan tajam, sampai 4,45%.

Sepertinya aura ambil untung (profit taking) cukup kuat. Maklum, sebelumnya harga batu bara sempat naik empat hari beruntun. Selama empat hari itu, harga melesat 16,75%.

So, tidak heran investor tergiur untuk mencairkan cuan. Kontrak batu bara terpapar tekanan jual sampai harganya anjlok.

Namun ke depan, prospek harga batu bara sepertinya masih cerah. Walau banyak tekanan untuk segera meninggalkan sumber energi fosil ini, tetapi batu bara tetap menjadi favorit terutama untuk pembangkit listrik.

Pemerintah China menyetujui pembangunan pembangkit listrik baru di Provinsi Zhejiang. Pembangkit yang dioperasikan oleh Zhejiang Energy Group ini akan memproduksi listrik hingga 2 gigawatt (GW).

Sebelumnya, Presiden China XI Jinping memang menyatakan Negeri Tirai Bambu bakal mulai mengurangi penggunaan batu bara. Namun itu baru akan terjadi pada 2025.

China diperkirakan masih bakal gencar membangun pembangkit listrik bertenaga batu bara, mumpung belum 2025. State Grid Corporation memperkirakan ada pembangunan pembangkit baru dengan total kapasitas 150 GW sepanjang 2021-2025. Dengan demikian, total produksi listrik dari pembangkit batu bara di China menjadi 1.230 GW.

Pembangunan pembangkit baru di China akan mendongkrak permintaan batu bara. Ke depan permintaan masih akan tinggi sehingga mampu mengerek harga.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji) Next Article Kurang 'Vitamin', Harga Batu Bara Diramal Masih Lemah Lesu

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular