Bursa Asia Kompak Hijau, IHSG Merah Sendirian Nih

Putra, CNBC Indonesia
10 February 2022 16:58
Aktivitas perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (16/1/2018). Pasca ambruknya koridor lantai 1 di Tower 2 Gedung BEI kemarin (15/1/2018), hari ini aktifitas perdagangan saham kembali berjalan normal
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Luthfi Rahman

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa saham utama kawasan Asia ditutup di zona hijau pada perdagangan hari ini, Kamis (10/2/2022).

Namun sayang nasib pasar saham domestik kurang mujur karena ditutup di zona merah dengan koreksi 0,16%.

Sementara itu indeks Nikkei Jepang memimpin penguatan dengan apresiasi 0,42% disusul oleh Hang Seng Hong Kong yang terapresiasi 0,38%.

Pasar saham Asia merespons positif kinerja Wall Street semalam. Bursa saham Amerika Serikat (AS) menguat di akhir perdagangan Rabu (9/2/2022), berkat reli saham teknologi di tengah surutnya imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS jelang rilis data inflasi.

Indeks Dow Jones Industrial Average melesat 305,28 poin (+0,86%) ke 35.768,06, sementara S&P 500 tumbuh 65,69 poin (+1,45%) ke 4.587,23 dan Nasdaq lompat 295,91 poin (+2,08%) ke 14.490,37.

Investor bersiap untuk rilis data Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Kamis (10/2/2022), yang menunjukkan proyeksi inflasi. Inflasi tinggi akan menggerus keuntungan surat utang, sehingga memicu aksi jual yang menekan harga obligasi dan mengerek imbal hasil (yield).

Ketika yield meninggi, saham teknologi pun terkena aksi jual karena mayoritas pendanaan mereka berbasis surat utang. Di situasi yield tinggi, emisi obligasi baru pun harus menawarkan kupon yang lebih tinggi sehingga menekan profitabilitas mereka.

Bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) telah mengumumkan rencana kebijakan moneter untuk mengatasi kenaikan harga yang tinggi. Presiden Fed Cleveland Loretta Mester kepada CNBC menyebutkan bahwa bank sentral siap menaikkan suku bunga kapanpun.

Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic menyatakan bahwa suku bunga acuan (Fed Funds Rate) dimungkinkan naik tiga kali tahun ini, tetapi pihaknya tak menutup kemungkinan mengubahnya bergantung pada respons ekonomi.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular