Rupiah Sedang Perkasa, tapi Sulit Taklukan Dolar Australia

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
09 February 2022 13:20
Ilustrasi dolar Australia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi dolar Australia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indoneskia - Hingga pertengahan perdagangan Rabu (9/2), rupiah sukses membuat dolar Amerika Serikat (AS) dan Singapura tumbang. Tetapi dolar Australia masih sulit ditaklukan.

Pada pukul 11:31 WIB, AU$ 1 berada di kisaran Rp 10.293, dolar Australia menguat 0,12% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Kemarin, dolar Australia juga menguat 0,25% dan di awal pekan ini melesat 0,81%.

Dolar Australia mulai sulit ditaklukan rupiah sejak pekan lalu setelah bank sentralnya (Reserve Bank of Australia/RBA) membuka peluang kenaikan suku bunga di tahun ini. Alhasil, sepanjang pekan lalu mata uang Negeri Kanguru ini melesat 1,24%. Di tambah 3 hari perdagangan di pekan ini, penguatannya nyaris 2,5%.

Dalam pengumuman kebijakan moneter Selasa (1/2) pekan lalu, RBA merubah sikapnya. Suku bunga yang sebelumnya dikatakan tidak akan naik hingga akhir 2023 dikatakan berpeluang naik di tahun ini. Sejak saat itu, dolar Australia terus menanjak.

Artinya, RBA kini akan sama dengan Bank Indonesia (BI) yang membuka peluang kenaikan suku bunga di akhir 2022.

Gubernur BI Perry Warjiyo dan sejawat menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) edisi Februari 2022 pada 9-10 Februari 2022. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan suku bunga acuan BI 7 Day Reverse Repo Rate tetap bertahan di 3,5%. Seluruh institusi yang terlibat dalam pembentukan konsensus sepakat bulat, tidak ada yang berbeda pendapat.

Jika terwujud, maka suku bunga acuan akan genap setahun berada di 3,5%, tidak pernah berubah. Sejak pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) menyerang Tanah Air, BI sudah memotong suku bunga acuan sebanyak 150 basis poin (bps).

Meski demikian, pelaku pasar akan melihat sinyal kapan BI akan menaikkan suku bunga yang bisa menggerakkan nilai tukar rupiah.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tahun Lalu Jeblok 4%, Dolar Australia Turun Lagi di Awal 2022

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular