Asing Borong Rp 1,3 T, IHSG Malah Melorot 0,23%

Tri Putra, CNBC Indonesia
08 February 2022 15:42
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,23% di level 6.789,52 pada perdagangan Selasa (8/2/2022).

Transaksi hari ini cukup ramai yang tercermin dari nilai turnover yang mencapai Rp 14,78 triliun. Lagi-lagi bursa saham domestik kebanjiran inflow dana asing.

Data perdagangan mencatat asing net buy jumbo sebesar Rp 1,29 triliun di pasar reguler setelah kemarin membukukan beli bersih sampai Rp 2 triliun.

Saham yang paling banyak dikoleksi asing adalah saham BBRI dan BMRI dengan net buy Rp 630 miliar dan Rp 324 miliar.

Sedangkan saham ASII dan LPPF keduanya dilepas asing dengan nilai Rp 70 miliar dan Rp 36 miliar serta menjadi saham yang paling banyak dilego.

Indeks sempat menyentuh level all time high intraday di 6.860,75 sebelum akhirnya balik arah dan sempat menyentuh level terendahnya di 6.780,42 hari ini.

Sentimen yang mewarnai perdagangan hari ini datang dari dalam negeri. PPKM di wilayah DKI Jakarta diketatkan menjadi level III dikarenakan kasus Covid-19 yang terus meningkat.

Kemudian Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi cadangan devisa (cadev) RI di level US$ 141,3 miliar pada Januari 2022 atau turun US$ 3,6 miliar dari posisi akhir Desember 2021 di US$ 144,9 miliar.

Penurunan cadev menurut BI dipengaruhi oleh dua hal. Pertama adalah untuk kebutuhan pembayaran utang luar negeri (ULN) pemerintah dan turunnya penempatan valas perbankan di BI.

Di sisi lain pasar sudah cukup dimanjakan dengan euforia kemarin hingga membuat IHSG ditutup melesat lebih dari 1% dan indeks mengakhiri perdagangan di level penutupan all time high-nya 6.804,94 sehingga wajar jika terjadi retrace.

Selain itu pasar saham AS juga kembali melemah semalam. Indeks S&P 500 terkoreksi 0,37% dan Nasdaq Composite ambles 0,58%. S&P dan Nasdaq menguat 5 hari beruntun pekan lalu, mencetak pekan terbaik sejak Desember. 

Sejauh ini, 56% konstituen indeks S&P 500 telah melaporkan kinerja keuangannya, menurut data FactSet. Sebanyak 76% mencetak penjualan yang melampaui ekspektasi pasar dan 77% membukukan laba bersih di atas prediksi pasar.

Selanjutnya, investor memantau data inflasi AS yang akan dirilis pada Kamis, di mana konsensus analis memperkirakan angka inflasi sebesar 7,2% (tahunan), yang merupakan inflasi tertinggi sejak Februari 1982.

Mereka telah mengantisipasi ada peluang sebesar 35% bahwa bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin (bp) pada Maret. 

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular