Wow! Saham BBRI Naik 3 Hari, Asing Masuk, Ini Katalisnya!

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
07 February 2022 16:10
Gedung BRI

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham emiten bank BUMN, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) atau BRI kembali ditutup menguat pada perdagangan hari ini, Senin (7/2/2022). Ini memperpanjang reli kenaikan saham BBRI menjadi 3 hari beruntun.

Para investor, termasuk investor asing, terus memborong saham BBRI dalam tiga hari perdagangan terakhir usai perusahaan melaporkan kinerja keuangan sepanjang 2021 yang terbilang moncer, Kamis pekan lalu (3/2).

Sentimen positif lainnya adalah terkait rencana pembelian kembali (buyback) saham BBRI dengan nilai nominal diperkirakan mencapai Rp 3 triliun mulai awal Maret mendatang.

Selain itu, pertumbuhan laba yang positif dan pada gilirannya berpotensi membuat rasio pembayaran dividen tinggi ke depan turut menjadi pendorong diborongnya saham BBRIp!

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham BBRI melesat 4,51% ke posisi Rp 4.400/unit. Nilai transaksi saham BBRI mencapai Rp 2,0 triliun, terbesar di bursa pada hari ini.

Tidak hanya itu, investor asing juga melakukan beli bersih dengan nilai jumbo senilai Rp 1,3 triliun, yang juga menjadi yang tertinggi hari ini.

Sebelumnya, pada Kamis (3/2) dan Jumat (7/2) pekan lalu, saham BBRI masing-masing ditutup naik 1,47% dan 1,94%. Dalam dua hari tersebut nilai transaksi saham BBRI sangat ramai dan diikuti pula oleh masuknya asing.

Pada Jumat (7/2), misalnya, investor asing melakukan beli bersih saham BBRI senilai Rp 779,5 miliar, yang menjadi nomor satu di BEI pada hari itu.

Praktis, dalam sepekan, saham BBRI melejit 6,28%, sedangkan sejak awal tahun (ytd), saham ini sudah melambung 7,06%.

Adapun, kapitalisasi pasar saham BBRI mencapai Rp 666,86 triliun hingga hari ini.

Sebelumnya, BRI membukukan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sepanjang tahun 2021 sebesar Rp 31,06 triliun secara konsolidasian.

Berdasarkan publikasi laporan keuangan perusahaan, laba bersih tersebut meningkat 66,53% dari periode yang sama pada tahun sebelumnya senilai Rp 18,65 triliun.

Sementara, secara individual (bank only), BRI mencatatkan perolehan laba bersih senilai Rp 32,21 triliun per Desember 2021 dari tahun sebelumnya Rp 18,35 triliun, atau meningkat 75,53%.

Meningkatnya perolehan laba bersih perseroan sejalan dengan meningkatnya pendapatan bunga menjadi sebesar Rp 143,52 triliun pada akhir 2021 dari tahun sebelumnya Rp 135,76 triliun.

Adapun, beban bunga tercatat sebesar Rp 29,43 triliun dari tahun sebelumnya Rp 42,18 triliun. Sehingga, secara konsolidasian, pendapatan bunga bersih emiten bank bersandi BBRI ini senilai Rp 114,09 triliun, naik sebesar 21,91% dari sebelumnya Rp 93,58 triliun.

Sepanjang tahun 2021, perseroan menyalurkan kredit secara konsolidasian sebesar Rp 994,41 triliun, naik 5,36% dari periode yang sama pada tahun sebelumnya Rp 943,79 triliun.

Kenaikan ini sejalan dengan meningkatnya total aset perseroan menjadi Rp 1.678 triliun per akhir Desember 2021 dari tahun sebelumya Rp 1.610 triliun.

Dari sisi rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) gross perseroan tercatat mengalami kenaikan dari posisi 31 Desember 2021 di level 2,98% menjadi 3,08%. Sedangkan, NPL net sedikit mengalami perbaikan dari 0,80% menjadi 0,70%.

Sementara itu, marjin bunga bersih (net interest margin/NIM) BBRI tercatat tumbuh 6,89% pada Desember 2021 dari tahun sebelumnya 6% dengan rasio simpanan terhadap pinjaman atau loan to deposit ratio/LDR) di level 83,67% pada Desember 2021, tidak jauh berbeda dari tahun sebelumnya di level 83,66%.

Rencana Buyback Saham

BBRI juga sedang dalam proses pelaksanaan buyback saham perseroan senilai Rp 3 triliun.

Aksi buyback dilakukan melalui BEI, baik secara bertahap maupun sekaligus, dan diselesaikan paling lambat 18 bulan sejak tanggal Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Tahun 2022 (RUPST).

Dengan ini, perkiraan periode buyback BBRI akan dilaksanakan di rentang 1 Maret 2022 sampai 31 Agustus 2023.

Sebelumnya, BBRI telah menetapkan tanggal RUPST pada 1 Maret 2022 mendatang. Adapun, tanggal Daftar Pemegang Saham (DPS) yang berhak hadir dalam RUPS pada 4 Februari 2022.

Rencananya, saham hasil buyback ini akan digunakan untuk program kepemilikan saham pekerja dan/atau Direksi dan Dewan Komisaris BBRI.

Janji Jaga Porsi Dividen 50%

Diwartakan CNBC Indonesia sebelumnya (1/9/2021), Direktur Utama BRI Sunarso berjanji akan menjaga dividend payout ratio (DPR) atawa rasio pembayaran dividen tidak lebih rendah dari 50% seiring adanya pertumbuhan setelah terbentuknya Holding Ultra Mikro.

Asal tahu saja, untuk memperkuat pertumbuhan bisnis BRI via Holding Ultra Mikro ke depan, BRI telah sukses menggelar Penambahan Modal Dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) alias rights issue senilai Rp 96 triliun pada September tahun lalu.

Sunarso mengatakan aksi korporasi ini ditempuh dengan menambah portofolio perusahaan anak yang selama ini bergerak dan berkinerja baik di segmen usaha ultra mikro. yaitu Pegadaian dan PNM.

"Nanti dapat peluang pertumbuhan seperti itu, pasti revenue [pendapatan]-nya kan ikut naik, income [laba]-nya ikut naik. Kemudian kita menjanjikan akan jaga dividen payout ratio kita tidak kurang dari 50%. Jadi pilihannya ambil dengan prospek seperti tadi, atau tidak ambil tapi terdilusi," kata Sunarso, dikutip CNBC Indonesia (31/08/2021).

Secara historis, sejak 2018 hingga 2020, angka DPR BBRI memang tidak pernah di bawah 50%. Pada 2018, DPR BBRI sebesar 50,45%, pada 2019 sebesar 60,29%, dan pada 2020 mencapai 65,50%.

Mengenai jadwal pembagian dividen, sejak 2017 hingga 2021, cum date dividen BBRI beberapa kali dilaksanakan di sekitar Maret sampai Mei.

Informasi saja, cum date adalah tanggal terakhir seorang investor dapat mendaftarkan diri untuk memperoleh dividen dari kepemilikan saham suatu perusahaan tertentu.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular