Investor Abaikan Sentimen di RI, Yield Mayoritas SBN Menguat

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
Kamis, 03/02/2022 18:52 WIB
Foto: Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBCIndonesia - Harga mayoritas obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) ditutup melemah pada perdagangan Kamis (3/2/2022), di mana sentimen pasar pada hari ini cenderung beragam.

Mayoritas investor melepas obligasi pemerintah pada hari ini, ditandai dengan naiknya imbal hasil (yield) dan pelemahan harga. Hanya SBN bertenor tiga dan lima tahun yang ramai diburu oleh investor, ditandai dengan penurunan yield dan penguatan harga.

Melansir data dari Refinitiv, yield SBN bertenor tiga tahun naik 4 basis poin (bp) ke level 3,508% dan yield SBN berjatuh tempo lima tahun melemah 0,4 bp ke level 5,237%.


Sedangkan untuk yield SBN bertenor 10 tahun yang merupakan yield acuan obligasi negara berbalik menguat tipis 0,2 bp ke level 6,443%.

Yield berlawanan arah dari harga, sehingga naiknya yield menunjukkan harga obligasi yang sedang melemah, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.

Dari dalam negeri, sentimen cenderung negatif datang dari perkembangan pandemi virus corona (Covid-19), di mana Kenaikan kasus infeksi Covid-19 harian di Tanah Air menjadi perhatian pasar. Indonesia dinilai sudah memasuki gelombang ketiga Covid-19 menurut Kementerian Kesehatan.

"Gelombang ketiga peningkatan kasus yang pasti indikatornya," ungkap Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kemenkes dr Siti Nadia Tarmizi kepada CNBC Indonesia, Selasa (1/2/2022).

Dia juga menambahkan pihaknya terus melakukan monitor mengenai peningkatan kasus Covid-19 di tanah air. Penambahan itu baru terjadi sekitar 10 hari terakhir.

Sebagai informasi, selama satu minggu terakhir kasus Covid-19 harian terus mengalami kenaikan. Misalnya saja pada Selasa kemarin angkanya mencapai 16.021 kasus.

Angka tersebut naik dari 10.185 kasus pada 31 Januari 2021. Dalam sepekan terakhir hanya pada tanggal 31 Januari 2021 mengalami penurunan dari hari sebelumnya yakni 12.422 kasus.

Namun, investor di pasar obligasi pemerintah cenderung mengabaikannya dan tetap melepas SBN pada perdagangan hari ini.

Sementara itu dari Amerika Serikat (AS), yield surat utang pemerintah (Treasury) juga terpantau cenderung menguat pada pagi hari ini waktu AS, jelang rilis beberapa data ketenagakerjaan.

Dilansir dari CNBC International, yield Treasury bertenor 10 tahun cenderung naik 0,9 bp ke level 1,775%, dari sebelumnya pada penutupan Rabu kemarin di level 1,766%.

Departemen Tenaga Kerja AS akan merilis data klaim pengangguran periode pekan yang berakhir 29 Januari pada pukul 08:30 pagi waktu AS atau pukul 20:30 WIB. Ekonom yang dalam polling Dow Jones memperkirakan klaim pengangguran awal turun menjadi 245.000 dari 260.000.

Selain itu, data produktivitas kerja non-pertanian periode kuartal IV-2021 juga akan dirilis pada hari ini pukul 20:30 WIB.

Kemarin, ADP menunjukkan data penggajian swasta turun 301.000 untuk Januari. Berkebalikan dengan prediksi ekonom dalam survei Dow Jones yang memperkirakan 200.000 pekerjaan swasta bertambah pada Januari lalu.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Modal Pasar Saham & SBN Tarik Investor Saat Iran-Israel Panas