Cuan Besar! Begini Rapor Kinerja The Big Four Bank RI di 2021

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
03 February 2022 14:15
kolase foto/ BCA, BRI, Mandiri, BNI / Aristya Rahadian
Foto: kolase foto/ BCA, BRI, Mandiri, BNI / Aristya Rahadian

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebanyak empat emiten bank raksasa di Bursa Efek Indonesia (BEI) telah melaporkan kinerja keuangan sepanjang 2021. Secara keseluruhan, rapor keuangan keempatnya menunjukkan adanya pertumbuhan pendapatan bunga dan laba bersih yang moncer.

Di bawah ini Tim Riset CNBC Indonesia menyajikan tabel rapor keuangan empat bank besar RI berdasarkan kinerja tanpa konsolidasi entitas usaha lain dalam satu grup seperti pada holding BUMN Ultra Mikro, dengan mengacu pada data di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Kinerja Keuangan 4 Emiten Bank Besar sepanjang 2021

Nama Bank

Pendapatan Bunga Bersih 2021

% Pendapatan Bunga Bersih (YoY)

Laba Bersih 2021

% Laba Bersih (Yoy)

Bank Negara Indonesia (BBNI)

Rp 37.86 T

11.71

Rp 10.68 T

288.36

Bank Mandiri (BMRI)

Rp 53.96 T

15.27

Rp 25.41 T

79.58

Bank Rakyat Indonesia (BBRI)

Rp 95.82 T

27.50

Rp 32.21 T

75.53

Bank Central Asia (BBCA)

Rp 52.78 T

3.31

Rp 31.41 T

19.52

Sumber: Laporan Keuangan Emiten di BEI | *Berdasarkan kinerja keuangan individual (bank only)

Apabila menilik data di atas, emiten bank BUMN BNI mencatatkan pertumbuhan laba bersih secara bank only tertinggi sepanjang 2021, yakni sebesar 288,36% menjadi Rp 10,68 triliun. Pada 2020, laba bersih individual BNI tercatat sebesar Rp 2,75 triliun.

Sementara, nilai laba bersih (bank only) tertinggi sepanjang 2021 dipegang oleh bank pelat merah lainnya BRI sebesar Rp 32,21 triliun, melampaui laba bersih emiten Grup Djarum BCA yang mencapai Rp 31,41 triliun.

Sepanjang tahun lalu, BRI sendiri mencatatkan pertumbuhan laba bersih individual sebesar 75,53%, sedangkan BCA membukukan persentase kenaikan laba bersih bank only sebesar 19,52%.

Dari sisi pendapatan bunga bersih (individual) sepanjang 2021, BRI juga menjadi yang terbesar, yakni sebesar Rp 95,82 triliun, di atas emiten bank BUMN Bank Mandiri dengan nilai Rp 53,96 triliun.

Berikut ini penjelasan lebih lengkap mengenai kinerja masing-masing bank tersebut.

PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI)/BBNI

BNI membukukan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk secara konsolidasian senilai Rp 10,89 triliun sepanjang tahun 2021.

Berdasarkan publikasi laporan keuangan perusahaan, Rabu (26/1/2022), perolehan laba bersih tersebut naik signifikan dari periode yang sama di tahun 2020 senilai Rp 3,28 triliun.

Sementara itu, laba bersih bank secara individual (bank only), tercatat sebesar Rp 10,68 triliun sampai dengan Desember 2021 dari tahun sebelumnya Rp 2,75 triliun.

Pada tahun 2021, bank bersandi BBNI ini tercatat membukukan pendapatan bunga secara konsolidasian Rp 50,02 triliun turun dari tahun sebelumnya Rp 56,17 triliun.

Beban bunga konsolidasian tercatat turun menjadi Rp 11,77 triliun per Desember 2021 dari sebelumnya Rp 19,02 triliun. Sehingga, pendapatan bunga bersih BBNI pada tahun 2021 sebesar Rp 38,24 triliun, meningkat dari capaian tahun 2020 senilai Rp 37,15 triliun.

BBNI tercatat menyalurkan kredit secara konsolidasian sebesar Rp 582,43 triliun pada tahun 2021, naik 5,30% dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 553,10 triliun.

Dari sisi total aset BNI, per Desember 2021 tercatat mengalami kenaikan menjadi Rp 964,83 triliun dari Desember 2020 senilai Rp 891,33 triliun.

Dari sisi rasio kredit bermasalah atau non perfoming loan (NPL) gross BBNI tercatat mengalami penurunan menjadi 3,70% dari periode tahun 2020 di level 4,25%. NPL net juga turun menjadi 0,73% dari sebelumnya 0,95%.

Rasio pinjaman terhadap simpanan (loan to deposit ratio/LDR) BBNI juga kian longgar menjadi 79,71% dari periode yang sama di tahun 2020 di level 87,28%.

PT Bank Mandiri Tbk (BMRI)

Bank Mandiri mencatatkan laba bersih senilai Rp 28,02 triliun sepanjang 2021. Angka ini mengalami kenaikan 66,83% secara tahunan dibanding dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang senilai Rp 16,80 triliun.

Sepanjang tahun lalu perusahaan mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 8,86% secara tahunan, sedangkan secara kuartalan sebesar 2,8%.

Sektor yang menyumbang kredit paling besar adalah sektor korporasi dengan porsi 35,2%, lalu sektor komersial dengan porsi 16,5% dan sektor mikro sebesar 12,6%.

Sedangkan sektor dengan pertumbuhan kredit yang mengalami pertumbuhan terbesar adalah sektor konsumer yang naik 4,1% secara tahunan, disusul sektor SME sebesar 3,3% dan sektor komersial yang naik 3,2%.

Sektor mikro dan korporasi masing-masing mengalami pertumbuhan sebesar 2,4% dan 1,4% secara tahunan.

Dari segi pendanaan, tercatat loan to deposit ratio (LDR) perusahaan sebesar 80,8%. CASA rasio sebesar 69,7%.

Untuk permodalan, CAR perusahaan tercatat sebesar 19,55%.

Net Interest Margin (NIM) perusahaan tercatat sebesar 5,09%, turun tipis dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 5,10%.

Dari segi resiko, NPL perusahaan tercatat ada di angka 2,72%, turun dari posisi periode yang sama tahun sebelumnya di angka 3,10%.

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI)/BRI

BRI membukukan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sepanjang tahun 2021 sebesar Rp 31,06 triliun secara konsolidasian.

Berdasarkan publikasi laporan keuangan perusahaan, laba bersih tersebut meningkat 66,53% dari periode yang sama pada tahun sebelumnya senilai Rp 18,65 triliun.

Sedangkan, secara individual (bank only), BRI mencatatkan perolehan laba bersih senilai Rp 32,21 triliun per Desember 2021 dari tahun sebelumnya Rp 18,35 triliun, atau meningkat 75,53%.

Meningkatnya perolehan laba bersih perseroan sejalan dengan meningkatnya pendapatan bunga menjadi sebesar Rp 143,52 triliun pada akhir 2021 dari tahun sebelumnya Rp 135,76 triliun.

Adapun, beban bunga tercatat sebesar Rp 29,43 triliun dari tahun sebelumnya Rp 42,18 triliun. Sehingga, secara konsolidasian, pendapatan bunga bersih emiten bank bersandi BBRI ini senilai Rp 114,09 triliun, naik sebesar 21,91% dari sebelumnya Rp 93,58 triliun.

Sepanjang tahun 2021, perseroan menyalurkan kredit secara konsolidasian sebesar Rp 994,41 triliun, naik 5,36% dari periode yang sama pada tahun sebelumnya Rp 943,79 triliun.

Kenaikan ini sejalan dengan meningkatnya total aset perseroan menjadi Rp 1.678 triliun per akhir Desember 2021 dari tahun sebelumya Rp 1.610 triliun.

Dari sisi rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) gross perseroan tercatat mengalami kenaikan dari posisi 31 Desember 2021 di level 2,98% menjadi 3,08%. Sedangkan, NPL net sedikit mengalami perbaikan dari 0,80% menjadi 0,70%.

Sementara itu, marjin bunga bersih (net interest margin/NIM) BBRI tercatat tumbuh 6,89% pada Desember 2021 dari tahun sebelumnya 6% dengan rasio simpanan terhadap pinjaman atau loan to deposit ratio/LDR) di level 83,67% pada Desember 2021, tidak jauh berbeda dari tahun sebelumnya di level 83,66%.

PT Bank Central Asia Tbk (BBCA)/BCA

BCA melaporkan laba bersih sebesar Rp 31,4 triliun sepanjang 2021, tumbuh 15,8% year-on-year (YoY) dari laba bersih tahun 2020.

"Menurut Bapak Jahja [Dirut BCA], kami mengapresiasi upaya pemerintah dalam mengendalikan pandemi dan memberikan paket stimulus. BCA mendukung momentum pemulihan ekonomi," ujar EVP Sekretariat dan Komunikasi Perusahaan BCA Hera F Haryn dalam konferensi pers, Kamis (27/1/2022).

BCA dan entitas anak menutup tahun 2021 dengan total kredit yang tumbuh 8,2% yoy, sejalan dengan pemulihan ekonomi nasional.

Sejalan dengan pencapaian itu, kredit korporasi naik 12,3% YoY mencapai Rp 286,5 triliun di Desember 2021, menjadi penopang utama pertumbuhan total kredit BCA. KPR, yang menjadi kontributor tertinggi kedua, tumbuh 8,2% YoY menjadi Rp 97,5 triliun. Kredit komersial dan UKM juga naik 4,8% YoY menjadi Rp 195,8 triliun.

Sementara itu, KKB terkoreksi 2,4% YoY menjadi Rp36,0 triliun, dan saldo outstanding kartu kredit tumbuh 5,2% YoY menjadi Rp11,8 triliun. Total portofolio kredit konsumer naik 5,1% YoY menjadi Rp148,4 triliun.

Capaian ini mendukung dana giro dan tabungan (CASA) naik 19,1% yoy di Desember 2021. Pertumbuhan dana dan kredit disertai dengan peningkatan kualitas aset, sehingga biaya provisi tercatat menurun 19,6% dibandingkan tahun sebelumnya.

Rasio loan at risk (LAR) turun ke 14,6% di tahun 2021, dibandingkan dengan 18,8% di tahun sebelumnya. Rasio kredit bermasalah (non-performing loan) terjaga sebesar 2,2% didukung oleh kebijakan relaksasi restrukturisasi.

Secara keseluruhan, total dana pihak ketiga naik 16,1% YoY menjadi Rp975,9 triliun, sehingga turut mendorong total aset BCA naik 14,2% YoY mencapai Rp1.228,3 triliun.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular