
Mayoritas Investor Memburu SBN, Harganya Pun Menguat

Jakarta, CNBCÂ Indonesia - Harga mayoritas obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) ditutup menguat pada perdagangan Rabu (2/2/2022), setelah pada perdagangan Selasa kemarin ditutup karena adanya libur Tahun Baru China atau Imlek.
Mayoritas investor memburu obligasi pemerintah pada hari ini, ditandai dengan turunnya imbal hasil (yield) dan penguatan harga. Hanya SBN bertenor tiga dan 30 tahun yang cenderung dilepas oleh investor, ditandai dengan kenaikan yield dan pelemahan harga.
Melansir data dari Refinitiv, yield SBN bertenor tiga tahun naik 2,3 basis poin (bp) ke level 2,805% dan yield SBN berjatuh tempo 30 tahun menguat 0,5 bp ke level 6,902%.
Sedangkan untuk yield SBN bertenor 10 tahun yang merupakan yield acuan obligasi negara melemah 0,8 bp ke level 6,441%.
Yield berlawanan arah dari harga, sehingga turunnya yield menunjukkan harga obligasi yang sedang menguat, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.
Meski sentimen pasar pada hari ini cenderung positif, tetapi investor di pasar obligasi negara cenderung mengabaikan dan tetap memburu SBN pada hari ini.
Dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi Indonesia untuk Januari 2022 sebesar 2,18%, menjadi yang tertinggi sejak Mei 2020, namun masih tetap rendah dan berada di kisaran target Bank Indonesia (BI) di kisaran 2%-4%.
Sementara itu dari Amerika Serikat (AS), yield surat utang pemerintah (Treasury) terpantau cenderung melemah pada pagi hari ini waktu AS, di mana investor akan mengamati rilis data perubahan laporan pekerjaan versi ADP pada hari ini.
Dilansir dari CNBC International, yield Treasury bertenor 10 tahun cenderung turun tipis 0,3 bp ke level 1,797%, dari sebelumnya pada penutupan Selasa kemarin di level 1,8%.
Perusahaan layanan penggajian swasta AS yakni ADP akan merilis laporan perubahan pekerjaan untuk periode Januari 2022 pada pukul 08:15 waktu AS atau pukul 20:15 WIB.
Ekonom dalam polling Dow Jones memperkirakan ada sekitar 200.000 pekerjaan swasta bertambah pada Januari, turun dari pertumbuhan bulan Desember 2021 sebesar 807.000 gaji swasta.
Sebuah laporan terpisah dari Departemen Tenaga Kerja mengatakan perekrutan dan jumlah pengunduran diri pekerja melambat pada Desember dari bulan sebelumnya.
Lebih banyak data pekerjaan AS akan dirilis dalam beberapa hari ke depan, di mana data klaim pengangguran pada pekan lalu akan dirilis pada Kamis, diikuti oleh rilis daya penggajian non-pertanian (non-farm payrolls/NFP) AS yang akan dirilis pada Jumat mendatang.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasar SBN Masih Diburu Investor, Yieldnya Turun Lagi