
Jelang Imlek Investor Lepas SBN, Yield Menguat

Jakarta, CNBCÂ Indonesia - Harga mayoritas obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) kembali ditutup melemah pada perdagangan Senin (31/1/2022), jelang liburnya pasar keuangan dalam negeri pada Selasa besok karena adanya perayaan Tahun Baru China atau Imlek.
Mayoritas investor kembali melepas obligasi pemerintah pada hari ini, ditandai dengan naiknya imbal hasil (yield) dan pelemahan harga. Hanya SBN bertenor satu tahun, 10 tahun dan 25 tahun yang ramai diburu oleh investor, ditandai dengan penurunan yield dan penguatan harga.
Melansir data dari Refinitiv, yield SBN bertenor satu tahun turun signifikan sebesar 47,1 basis poin (bp) ke level 2,919%, sedangkan untuk yield SBN berjatuh tempo 10 tahun yang merupakan yield acuan obligasi negara turun 1,4 bp ke level 6,449%, dan yield SBN berjangka waktu 25 tahun melemah tipis 0,1 bp ke level 7,266%.
Sedangkan untuk yield SBN bertenor 20 tahun cenderung stagnan di level 6,974% pada perdagangan hari ini.
Yield berlawanan arah dari harga, sehingga naiknya yield menunjukkan harga obligasi yang sedang melemah, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.
Mengakhiri perdagangan di bulan Januari 2022, investor cenderung melepas kepemilikannya di pasar SBN pada hari ini. Pelaku pasar di obligasi pemerintah mulai cenderung optimis, meski di pasar saham dalam negeri ditutup terkoreksi pada hari ini.
Namun di Asia dan Amerika Serikat (AS), pasar sahamnya sudah mulai kembali pulih dari zona koreksi, meski volatilitas masih cukup tinggi.
Di lain sisi, yield surat utang pemerintah (Treasury) terpantau cenderung menguat pada pagi hari ini waktu AS.
Dilansir dari CNBC International, yield Treasury bertenor 10 tahun cenderung naik 0,7 bp ke level 1,787%, dari sebelumnya pada penutupan Jumat pekan lalu di level 1,78%.
Investor di AS menanti sejumlah data ekonomi yang akan dirilis pada pekan ini, di mana data yang akan dirilis lebih banyak ke data ketenagakerjaan AS.
Survei Pembukaan Pekerjaan dan Perputaran Tenaga Kerja periode Desember 2201 akan dirilis pada Selasa waktu AS, diikuti oleh laporan perubahan pekerjaan ADP periode Januari 2022 pada Rabu dan data klaim pengangguran mingguan pada Kamis.
Adapun laporan penggajian non-pertanian (non-farm payroll/NFP) AS pada Januari 2022 akan dirilis pada Jumat pekan ini.
Di lain sisi, bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) sebelumnya mengindikasikan bahwa mereka masih memantau data ketenagakerjaan untuk menjadikan acuan perlu tidaknya The Fed mengetatkan kebijakan moneternya dengan cepat.
Namun, kenaikan inflasi juga menjadi perhatian utama The Fed. Setelah pertemuan kebijakan terbaru pada pekan lalu, The Fed mengisyaratkan bahwa mereka dapat mulai menaikkan suku bunganya pada Maret mendatang. Hal ini dilakukan oleh The Fed untuk mengekang inflasi agar tidak makin memanas.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasar SBN Masih Diburu Investor, Yieldnya Turun Lagi