
Saham DCII Meroket 10.000%, Toto Sugiri jadi Crazy Rich RI

Memang, rapor keuangan DCI sangat mengesankan. Perusahaan membukukan kenaikan pendapatan 81%, dan peningkatan laba bersih 57%, pada tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (compound annual growth rate/CAGR) dari 2017 hingga 2020.
Namun, pada tahun 2021 per akhir September, pendapatan tumbuh hanya 3,3% secara tahunan (YoY) menjadi Rp 606,95 miliar, dengan laba bersih naik 24,45% secara yoy menjadi Rp 172,34 miliar.
Persaingan bisnis data center (pusat data) yang dibekingi konglomerasi raksasa pun tampaknya bakal semakin ketat setelah Grup Sinarmas, melalui emiten propertinya, PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) ikut masuk ke 'gelanggang'.
Sebelum BSDE, sejumlah emiten Tanah Air sudah 'menceburkan' diri ke bisnis yang prospektif ini.
Selain DCII dan EDGE, ada emiten telekomunikasi pelat merah PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) dan Grup Lippo, yang masuk lewat PT Multipolar Technology Tbk (MLPT), anak usaha PT Multipolar Tbk (MLPL).
Saham DCII yang Fenomenal
Saham DCII pun tampil fenomenal. Sejak IPO pada 6 Januari 2021 di harga Rp 420/saham, saham DCII telah 'meroket ke angkasa' dengan persentase 10.286,90% ke posisi Rp 43.625/unit per sesi I perdagangan Rabu (2/2/2022).
Saat ini saham DCII menjadi saham dengan harga tertinggi kedua di bursa, berada di bawah saham emiten Grup Sinar Mas yang bergerak di bidang pertambangan dan penyediaan tenaga listrik, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) sebesar Rp 46.000/unit.
Bahkan, saham DCII sempat mengangkasa sampai 14.000% dan menyentuh harga Rp 59.000/saham sebelum disuspensi (penghentian saham sementara) oleh bursa pada 16 Juni 2021.
Kenaikan saham DCII memang terjadi sejak awal debut seiring ramai diborong investor pada awal tahun 2021.
Kemudian, saham DCII semakin melonjak setelah pemilik Grup Salim Anthoni Salim masuk ke saham tersebut awal Juni 2021. Lonjakan harga yang signifikan pada tengah tahun lalu, membuat pihak bursa mensuspensi saham DCII selama 17 Juni hingga 10 Agustus atau hampir 2 bulan.
Sebagai informasi, per 31 Desember 2021, Toto Sugiri menggenggam 712,78 juta saham DCII atau setara dengan 29,90%. Selain di DCII, Toto juga menguasai 16,56% saham di PT Indointernet Tbk (EDGE).
Sejak debut di bursa pada 8 Februari 2021 di harga Rp 7.375/saham, saham EDGE melambung 210,84% ke posisi Rp 22.925/unit.
Dua Nama Lain
Selain Toto Sugiri, dua pendiri DCII lainnya turut masuk ke daftar 50 besar orang paling tajir di RI pada 2021.
Pertama, Marina Budiman yang merupakan partner bisnis lama Toto Sugiri. Ia adalah salah satu pendiri dan Presiden Komisaris DCII. Saat ini, Marina Budiman menduduki peringkat ke 30 orang paling kaya di Indonesia dengan pundi-pundi kekayaan US$ 1,5 miliar.
Kedua, satu nama lagi yang turut ketiban berkah DCII adalah Han Arming Hanafia. Han ikut mendirikan DCI Indonesia bersama Toto Sugiri dan Marina Budiman sekitar sepuluh tahun silam.
Pada 2021, Han Arming Hanafia bercokol di peringkat 37 orang terkaya di Tanah Air dengan total kekayaan US$ 1,19 miliar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/adf)[Gambas:Video CNBC]