Usai Sentuh Rekor, Harga Minyak Mulai Turun

adf, CNBC Indonesia
01 February 2022 12:25
Pengerjaan Proyek-Proyek Strategis Kilang Pertamina. Ist
Foto: Pengerjaan Proyek-Proyek Strategis Kilang Pertamina. Ist

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak dunia jenis brent turun pada perdagangan siang ini, Selasa (1/2/2022), usai menyentuh rekor tertinggi sejak 2014 silam. Sementara, minyak jenis light sweet masih melanjutkan kenaikan sejak Jumat pekan lalu (28/1).

Menurut data Refinitiv, pukul 11.50 WIB, harga minyak brent turun 1,78% ke posisi US$ 89,59/barel, setelah kemarin berada di posisi US$91,21/barel. Sementara, minyak jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) masih naik 0,36% dibandingkan hari sebelumnya di US$88,48/barel.

"Pasar mempertahankan nada bullish di tengah ekspektasi bahwa keterbatasan pasokan akan berlanjut lantaran permintaan meningkat, dengan meredanya kekhawatiran atas penyebaran varian virus corona Omicron," kata Hiroyuki Kikukawa, manajer umum riset di Nissan Securities kepada Reuters, Selasa (1/2/2022).

"Semua mata tertuju pada keputusan OPEC+ serta perkembangan konflik antara Rusia dan Negara Barat atas Ukraina," lanjut Kikukawa, memprediksi minyak jenis WTI bisa mencapai US$90/barel dalam waktu dekat.

Analis pasar dan sumber Reuters secara umum mengharapkan OPEC+, yang mengelompokkan Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutu yang dipimpin oleh Rusia, untuk menjaga kebijakan peningkatan produksi bertahap pada pertemuan pada Rabu.

Asal tahu saja, pada Desember 2021, produksi minyak negara-negara OPEC adalah 27,8 juta barel/hari. Naik 70.000 barel/hari dari bulan sebelumnya, tetapi masih di bawah target kenaikan 253.000 barel/hari.

Ketegangan antara Rusia dan Barat juga turut mengerek harga minyak mentah.

Negeri Beruang Merah Rusia masih menggertak dengan menyiagakan lebih dari 100.000 pasukan di perbatasan Rusia-Ukraina. Langkah ini mendapat kecaman dari Amerika Serikat (AS) dan sekutunya di Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

"Kami bersatu untuk diplomasi. Namun kami juga bersatu jika Moskow menolak tawaran untuk berdialog. Dampaknya akan cepat dan besar," ancam Victoria Nuland, Wakil Menteri Luar Negeri AS Bidang Urusan Politik, seperti dikutip dari Reuters.

Rusia adalah salah satu produsen dan eksportir minyak utama dunia. Saat terjadi ketegangan, dikhawatirkan produksi dan distribusi minyak Negeri Beruang Merah akan terganggu. Pasokan minyak dunia akan berkurang sehingga harga bergerak naik.

Amerika Serikat dan Inggris menyatakan siap untuk menghukum elit Rusia yang dekat dengan Presiden Vladimir Putin dengan pembekuan aset dan larangan perjalanan jika Rusia memasuki Ukraina.

"Dengan kecemasan terhadap ancaman geopolitik dan hambatan pasokan, tidak heran harga naik," ujar Matt Smith, Direktur Riset Komoditas di ClipperData, seperti dikutip dari Reuters.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Omicron Tak Lagi Mengkhawatirkan, Harga Minyak Melesat 8%!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular