Awal Tahun Kripto Sudah Nyungsep, Masih Percaya Bitcoin Cs?
Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar mata uang kripto (cryptocurrency) terpantau terkoreksi dalam hampir satu bulan terakhir. Di mana koreksi kripto sudah terjadi dari awal tahun 2022 lalu.
Hingga perdagangan hari ini, Bitcoin dan kesembilan kripto berkapitalisasi besar lainnya secara mayoritas ambles 20%-40%. Bahkan ada yang terkoreksi nyaris 50% dalam hampir sebulan terakhir atau year-to-date (YTD).
Berikut pergerakan kesepuluh kripto berdasarkan kapitalisasi pasarnya dalam periode berjalan (YTD) per pukul 08:30 WIB.
Kini, Bitcoin masih diperdagangkan di kisaran US$ 35.000-US$ 37.000. Bahkan dalam beberapa hari terakhir, Bitcoin cenderung stagnan di kisaran level US$ 36.000.
Volatilitas pasar kripto juga masih cenderung besar, di mana pada pagi harinya, Bitcoin dan kripto lainnya cenderung menguat, tetapi pada siang hingga malam hari, kripto kembali terkoreksi.
Pasar cryptocurrency sudah terkoreksi sejak awal perdagangan tahun 2022, seiring dengan koreksinya saham teknologi sejak awal tahun. Hal ini karena mereka masih khawatir dengan potensi pengetatan kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed).
"Ada kemungkinan bahwa kekhawatiran ekonomi makro, seperti respons The Fed terhadap tingkat inflasi, telah memfasilitasi lebih banyak aktivitas pengurangan risiko secara umum," kata Juthica Chou, kepala perdagangan option OTC di perusahaan platform trading kripto Kraken, dikutip dari CNBC International.
"Penurunan harga baru-baru ini, ditambah dengan volatilitas tinggi, dapat mengarah pada penjualan lebih lanjut karena investor dan trader berupaya mengurangi risiko," tambah Chou.
Selain itu, investor juga masih khawatir dengan inflasi global yang meninggi. Inflasi yang masih panas membuat beberapa bank sentral di dunia, utamanya negara-negara maju mau tidak mau menaikan suku bunga acuannya untuk meredam panasnya inflasi.
Investor juga menilai dampak regulasi lebih lanjut di pasar cryptocurrency, di mana hal ini merupakan tindakan keras dari beberapa regulator negara terhadap industri kripto.
Pada pekan lalu, bank sentral Rusia (The Central Bank of Russian Federation) kembali melarang kegiatan terkait kripto, termasuk penggunaan dan penambangan cryptocurrency.
Namun, sikap regulator Rusia ternyata saling berbeda, di mana bank sentralnya sendiri cenderung melarang, tetapi kementerian keuangannya hanya membatasinya, bukan melarangnya.
Sebelumnya, Rusia akan segera punya aturan terkait cryptocurrency. Menurut sebuah laporan, otoritas Rusia sedang menyusun roadmap (peta jalan) terkait hal tersebut.
Informasi ini berasal dari laporan Reuters yang telah melihat dokumen mengenai roadmap tersebut. Otoritas akan melakukan pembatasan kripto, namun tidak akan melarang sepenuhnya seperti yang telah diajukan bank sentral Rusia (Bank of Russia).
Para politisi meminta perubahan taktik oleh bank sentral, yang mengusulkan membatasi perdagangan dan penambangan kripto. Sebab itu dikhawatirkan bisa menyebabkan ketidakstabilan keuangan. Presiden Vladimir Putin juga telah meminta kelompok konsensus untuk dibuat.
Anggota dalam kelompok kerja termasuk kementerian keuangan, ekonomi, digital dan dalam negeri, layanan keamanan FSB, serta bank sentral. Wakil Perdana Menteri, Dmitry Chernyshenko telah menandatangani roadmap, ungkap dokumen itu yang pertama kali dilaporkan harian bisnis RBC.
Seorang perwakilan Chernyshenko mengonfirmasi keaslian dokumen tersebut. "Kami mencatat bahwa titik-titik roadmap didukung penuh semua lembaga dengan pengecualian Bank of Rusia," kata dokumen itu, dikutip dari US News, Jumat (28/1/2022).
(chd/chd)