Bos Apple Tim Cook Sebut Semua Orang Dihantui Tekanan Inflasi

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
Jumat, 28/01/2022 16:40 WIB
Foto: Tim Cook, CEO Apple Inc./Doc.Apple

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan teknologi Amerika Serikat (AS), yakni Apple Inc. melaporkan kenaikan penjualan pada kuartal IV-2021, di mana penjualan Apple naik 11% menjadi US$ 123,9 miliar atau sekitar Rp 1.766 triliun (asumsi kurs Rp 14.250/US$).

CEO Apple, Tim Cook mengatakan bahwa salah satu pendorong naiknya penjualan perseroan pada kuartal IV-2022 terjadi karena adanya kenaikan inflasi dan peningkatan rantai pasokan.

"Kami mencoba memberi harga produk kami untuk nilai yang kami berikan dan kami melihat adanya tekanan inflasi," kata Cook, dikutip dari CNBC International.


"Kami pikir semua orang memang merasakan dan melihat adanya tekanan inflasi," tambahnya.

Hal ini terjadi ketika pemerintahan Biden dan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) masih bergulat dengan pertanyaan tentang bagaimana menjinakkan inflasi yang meningkat dan apakah akan menaikkan suku bunga.

Indeks harga konsumen (IHK) AS pada Desember 2021 naik 7%, menjadi kenaikan yang tercepat dalam hampir 4 dekade.

Dalam pengumuman perilisan kinerja keuangannya pada kuartal IV-2021, Cook memperluas tentang bagaimana inflasi memengaruhi bisnis Apple dan memberikan contoh kenakan biaya pengiriman.

"Kami melihat inflasi dan hal itu diperhitungkan dalam margin kotor dan biaya operasional kami, di mana hal ini karena biaya pengiriman yang cenderung sangat tinggi dalam beberapa waktu terakhir," kata Cook.

Cook pun berharap bahwa kenaikan biaya, utamanya biaya pengiriman hanya bersifat sementara.

"Saya berharap setidaknya kenaikan biaya pengiriman hanya bersifat sementara, tetapi dunia telah berubah dan kita akan lihat kedepannya," kata Cook.

Meski inflasi masih cenderung panas, tetapi hal tersebut tidak merugikan bisnis Apple, di mana perseroan melaporkan kenaikan margin kotor pada kuartal IV-2021 dan Apple belum menaikkan harga sebagai respons terhadap inflasi di AS.

Tetapi, Cook tidak mengesampingkan kemungkinan kenaikan harga dalam wawancaranya dengan CNBC.

Cook juga berharap kendala rantai pasokan dapat segera terselesaikan, di mana hal ini menjadi salah satu penyebab inflasi global makin meninggi.

Pada September 2021, Nikkei Asia melaporkan bahwa harga chip melonjak di TSMC, produsen utama chip Apple.

Hal ini dapat menjadikan perusahaan teknologi terpaksa menaikan harga produknya karena kelangkaan chip yang hingga kini masih terjadi. Namun, Cook mengatakan bahwa Apple masih baik-baik saja, dalam hal pasokan chip dari TSMC.

Apple tidak sering menaikkan harga setelah produknya dirilis, meskipun terkadang melakukannya sebagai respons terhadap kondisi ekonomi.

Misalnya pada tahun lalu, Apple menaikkan harga di toko online di Turki, karena nilai mata uang lira turun dan inflasi di negara itu mencapai level tertinggi dalam dua dekade.


(chd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Perang Iran Vs Israel Membara, Kemana Dana Investor Kakap Lari?