Saham Otomotif Punya Grup Salim Tiba-Tiba Ngacir, Ada Apa?

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
Jumat, 28/01/2022 11:55 WIB
Foto: Ist

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga dua saham emiten otomotif Grup Salim, PT Indomobil Multi Jasa Tbk (IMJS) dan Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS), melesat pada awal perdagangan hari ini, Jumat (28/1/2022).

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 10.08 WIB, saham IMJS melesat 12,57% ke Rp 376/saham dengan nilai transaksi Rp 7 miliar dan volume perdagangan 21 juta saham. Dengan ini, saham IMJS telah menguat selama 3 hari beruntun.

Alhasil, dalam sepekan, saham IMJS sudah terkerek naik 9,88%.


Setali tiga uang, saham induk IMJS, IMAS, juga naik 6,21% ke Rp 765/saham, setelah terbenam selama 4 hari beruntun. Saham IMAS masih melemah 2,55% selama sepekan.

Secara umum, sentimen positif bagi emiten otomotif RI, termasuk duo Indomobil di atas, adalah soal kebangkitan industri mobil Indonesia pada tahun 2021.

Industri mobil kembali bergairah tahun lalu setelah pukulan telak yang dialami sepanjang tahun 2020 karena pandemi.

Pemerintah memiliki peran besar dalam upaya mengangkat industri otomotif lewat relaksasi Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM). Insentif ini dinikmati oleh masyarakat. Hasilnya, penjualan mobil di Indonesia tahun 2021 pun tumbuh dua digit dibandingkan tahun sebelumnya.

Menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) penjualan mobil wholesales atau distribusi dari pabrik ke diler tumbuh 66% secara tahunan menjadi 887.202 unit. Sementara itu, penjualan mobil ritel atau penjualan dari diler ke konsumen pada tahun 2021 melesat 49,3% menjadi 864.348 unit.

Asal tahu saja, industri mobil Indonesia sempat terpuruk pada tahun 2020 karena virus corona (Coronavirus Disease 2019/Covid-19) yang menyerang Indonesia. Saat itu penjualan mobil dalam sebulan bahkan hanya terjual 3,551 unit pada bulan Mei. Jauh dari penjualan rata-rata pra pandemi di kisaran 80.000-90.000 unit per bulan.

Selain soal pertumbuhan penjualan mobil sepanjang 2021, sentimen lainnya adalah terkait pemerintah yang memastikan relaksasi PPnBM untuk mobil baru berlanjut di tahun 2022 ini. Kendati, besaran diskonnya tidak sebesar tahun lalu, yakni sebesar 100% sepanjang tahun.

Di tahun ini, pemerintah membagi relaksasi berdasarkan dua kategori, yakni mobil LCGC (low cost green car) dengan harga di bawah Rp200 juta serta mobil non-LCGC dengan harga di bawah Rp250 juta.

"PPnBM untuk kendaraan LCGC untuk harga s/d Rp200 juta, yang saat ini PPnBM nya sebesar 3%," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam konferensi pers, Minggu (16/1/22).

PPnBM mobil LCGC di tahun ini naik menjadi 3%. Dengan relaksasi tersebut, maka pemerintah memberlakukan diskon PPnBM LCGC sebesar 100%, namun relaksasi dengan nilai tersebut hanya akan berlangsung di kuartal I 2022 atau Januari hingga Maret 2022.

Pemerintah memang membagi rentang waktu relaksasi PPnBM selama empat kuartal. Di kuartal kedua, pemerintah menanggung 2% PPnBM LCGC, artinya konsumen hanya perlu membayar 1% saja dari 3% PPnBM LCGC.

Perubahan terjadi lagi di kuartal ketiga, yakni PPnBM DTP mobil LCGC hanya menjadi 1%, sementara konsumen harus menanggung 2% diantaranya. Sementara di kuartal 4 nilai PPnBM menjadi normal atau 3%.

Sementara itu aturan berbeda terjadi pada mobil non-LCGC Rp200 juta - 250 juta, yakni relaksasi PPnBM hanya terjadi di kuartal I 2022 saja, itu pun tidak sebesar 100%.

Dari 15% besaran PPnBM di kategori mobil ini, relaksasi di kuartal I hanya sebesar 50% atau 7,5% ditanggung pemerintah, sementara sisanya harus dibayar konsumen.

Kemudian di kuartal II hingga kuartal IV atau akhir tahun nanti nilai PPnBMnya menjadi normal atau tanpa relaksasi.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(adf)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat