Dicap Judi Online, Begini Cara Menghindari Rayuan Binomo Cs

Tim Riset, CNBC Indonesia
Jumat, 28/01/2022 09:40 WIB
Foto: BINOMO

Jakarta, CNBC Indonesia - Nama Binomo kembali santer dibicarakan dan viral di media sosial, akibat teriakan dari pengguna yang merasa tertipu dengan aplikasi yang memasarkan diri sebagai platform investasi, tapi sebenarnya lebih cocok dikatakan sebagai aplikasi judi.

Binomo adalah perusahaan yang menyediakan platform bagi pengguna untuk melakukan binary option yang memiliki sistem untuk berjudi, bukan trading apalagi investasi.

Meski berulang kali diblokir oleh regulator (OJK dan Bappebti), akan tetapi karena pengetahuan investasi masyarakat yang terbatas dan endorsement yang datang dari berbagai kalangan termasuk artis dan influencer di berbagai platform sosial media, setiap kali ditutup Binomo muncul kembali layaknya phoenix yang bangkit dari abu.


Beberapa korban 'investasi bodong' ini meneriakkan agar para affiliator Binomo untuk ditangkap dan diadili secara hukum karena memasarkan platform berjudi yang sudah jelas ilegal di Indonesia.

Mengapa Binomo Judi?

Perbedaan antara judi dengan trading maupun investasi sebenarnya sudah sangat jelas. Dalam trading dan investasi ada underlying asset yang punya nilai yang diperdagangkan.

Adapun jika rugi atau untung besarannya tergantung modal, pergerakan harga aset dan ada tidaknya leverage yang digunakan.

Namun dalam kasus Binomo dan platform binary option lain, sebenarnya yang disediakan dalam platform bukan aset keuangan untuk diperjualbelikan, tetapi meja judi daring.

Layaknya Kasino, orang yang mengaku 'trading' di Binomo dkk hanyalah mereka yang melakukan aksi tebak-tebakan apakah harga suatu aset akan naik atau turun sedangkan Binomo dkk bertindak sebagai 'bandarnya'.

Tebak-tebakan ini tentu mengingatkan pada salah satu permainan judi yang populer di kasino yakni roulette. Dalam roda roulette, ada angka 1-36 yang bisa Anda pilih untuk mempertaruhkan sejumlah uang Anda di mana setengah berwarna merah dan setengahnya lagi berwarna hitam.

Cap 'investasi bodong' tidak hanya diberikan oleh regulator dalam negeri, Biro Investigasi Federal AS (FBI) juga menyelidiki tindak penipuan terkait binary option di seluruh dunia, dan polisi Israel telah mengikat industri ini dengan sindikat kriminal.

Sementara Otoritas Sekuritas dan Pasar Eropa (ESMA) telah melarang perdagangan binary option ritel.

FBI memperkirakan bahwa praktik oleh scammers ini telah mencuri US$ 10 miliar atau setara dengan Rp 143,5 triliun (kurs Rp 14.350/US$) setiap tahun di seluruh dunia.

Penggunaan nama-nama orang terkenal seperti Richard Branson dilakukan untuk mendorong orang membeli "investasi" palsu semakin sering dan meningkat.


(vap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Pilah Pilih Investasi "Harga Diskon" Saat Ekonomi Melemah

Pages