
Timah: Jaya, Jaya, Jaya!

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga Timah yang agresif sepanjang 2021 kemungkinan berlanjut hingga 2022. Awal tahun ini harga timah sempat melonjak 13% sebelum akhirnya jatuh.
Bahkan ketika logam lainnya tumbang karena isyarat The Fed menaikkan suku bunga pada Maret, timah masih Perkasa. Pada Kamis (27/2/2022) pukul 15.28 WIB harga timah dunia tercatat US$ 42.845/ton, naik 1,51% dibandingkan harga penutupan kemarin.
Faktor yang mendorong harga timah terus menerus mengukir harga tertinggi adalah kelangkaan. Timah mengalami kelangkaan karena pukulan akibat virus Covid-19 yang membuat produksi menjadi turun.
Sebagai gambaran, PT Timah Indonesia Tbk (TINS), perusahaan timah terbesar kedua dunia, per September 2021 mengalami penurunan produksi hingga 49% dibandingkan periode yang sama pada tahun 2020. Produksinya sebesar 19.120 ton.
Selai itu, masalah krisis listrik yang menghantam China juga mengganggu peleburan timah di Yunnan, rumah bagi perusahaan timah terbesar dunia, menjadi masalah pasokan. Ditambah MSC, produsen timah terbesar ketiga yang sempat menyatakan force majeure akibat pandemi, terpaksa mengurangi kapasitas produksinya.
Di sisi lain, karantina wilayah atau lockdown mendorong permintaan untuk elektronik rumah. Semuanya mengandung solder timah. Pada akhirnya kecepatan pertumbuhan permintaan tidak bisa diimbangi oleh produksi. Ini yang membuat harga timah terus menerus mencetak rekor harga tertinggi.
Harga timah mencapai harga tertinggi pada 21 Januari 2022 di US$ 43.955/ton. Sebabnya kecemasan pasokan timah di pasar dunia.
Penundaan izin ekspor dari Indonesia mendorong harga timah dunia. Masalah administrasi jadi alasan izin ekspor enggan diberikan.
Ridwan Djamaluddin, Direktur Jenderal Mineral dan Batubara, mengatakan upaya verifikasi sedang dipercepat. Namun ia tidak memberikan perkiraan kapan masalah tersebut akan selesai.
"Penundaan itu karena prosedur yang dirancang untuk memastikan bahwa timah yang diekspor bersumber secara legal," sebut Djamaluddin.
Kata Djamaluddin, salah satu tujuan penundaan itu karena menghindari praktik ilegal. Ia menambahkan verifikasi dilakukan untuk mencegah perusahaan menaikkan volume ekspor timah dari tambang ilegal.
Peran ekspor Timah Indonesia bagi dunia besar karena merupakan pengekspor timah nomor satu di dunia.
"Dari sisi ekspor nomor 1 terbesar di dunia. Indonesia punya sehingga Indonesia punya power," kata Girta Yoga, Research & Development ICDX dalam Commodity Outlook 2022, Selasa (25/1/2021).
Indonesia berhasil meraih ekspor yang meningkat pada 2021. Pengiriman setahun penuh sebesar 74.674 ton, naik 14% dibanding 2020.
![]() Ekspor Timah Indonesia |
Akan tetapi ekspor yang meningkat dari Indonesia masih belum bisa memenuhi rasa "lapar" konsumen timah. Penyeberangan perbatasan Myanmar-Yunnan terhambat COVID-19 yang berkepanjangan. Hal ini menyebabkan aliran ekspor bijih timah dari Myanmar ke China drop 50% hingga hanya menjadi 7.000 ton,
Pasokan bijih timah untuk diolah di China menjadi mandek. Sehingga tren ekspor China kemudian turun. Padahal dalam 11 bulan pertama tahun 2021 China berhasil mengekspor 13.882 ton.
Timah tetap merupakan pasar yang kekurangan pasokan membuatnya sangat sensitif bahkan terhadap kejutan kecil dari sisi penawaran seperti masalah izin di Indonesia.
Rantai pasokan juga sangat rapuh, bergantung pada pemulihan operasional MSC dan potensi gangguan yang lebih besar terhadap aliran konsentrat timah di perbatasan China-Myanmar.
Analis yang melihat lebih jauh ke masa depan mulai bertanya-tanya di mana logam tambahan akan ditemukan untuk memenuhi permintaan dari elektronik yang berkembang pesat dan teknologi transisi energi.
Tahun 2022 Fitch Solution memperkirakan pasar timah akan mengalami surplus 10.000 ton dengan produksi sebesar 402.000 ton dan konsumsi 392.000 ton. Namun ke depan, tingkat pertumbuhan konsumsi akan selalu berada di atas pertumbuhan produksi. Ini menyebabkan pasar timah menjadi defisit 17.000 ton pada tahun 2030.
Hal ini membuat prospek harga timah ke depan masih tinggi. Fitch Solution memperkirakan rata-rata harga timah hingga tahun 2030 sebesar US$ 35.000/ton.
Pada tahun 2022, Fitch Solution yang memperkirakan rata-rata harga timah pada tahun 2022 tumbuh 4,3% menjadi US$ 32.500/ton. Sementara, Bank Dunia memperkirakan rata-rata harga timah US$ 31.000/ton.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article China Pakai Batu Bara Australia, Harga Timah Melesat