
Waspada! IHSG Sesi Kedua Berpeluang Menguji Support!

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak cukup fluktuatif pada perdagangan sesi I hari ini, Kamis (27/1/2022).
Di awal perdagangan IHSG dibuka melemah di level 6.586,85. Indeks sempat menyentuh level terendahnya di 6.570,75 kemudian berbalik arah (rebound) ke zona hijau dan menyentuh level tertingginya di 6.627,41.
Namun setelah menyentuh pincak, IHSGÂ lagi-lagi berbalik arah. Hingga istirahat siang, IHSG tercatat melemah 0,18% di level 6.588,81.
Hanya ada 192 saham yang selamat dari koreksi alias menguat. Sebanyak 303 saham melemah dan 166 saham stagnan.
Nilai transaksi yang tercatat pada perdagangan sesi I mencapai Rp 6,63 triliun. Asing net sell tipis di pasar reguler sebesar Rp 13,1 miliar.
Pergerakan IHSG hari ini mengekor bursa saham Asia yang juga berada di zona merah. Namun koreksi IHSG terbilang minim jika melihat bursa Asia yang terkoreksi lebih dari 1%.
Indeks Nikkei Jepang memimpin pelemahan dengan koreksi mencapai 3,12% disusul oleh Hang Seng Hong Kong yang ambles 2,56%.
Semalam kinerja Wall Street juga tak memuaskan. Indeks Dow Jones dan S&P 500 melemah 0,38% dan 0,15%.
Bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) memberikan sinyal jelas akan menaikkan suku bunga Maret. Hal ini bakal dilakukan pertama kalinya pasca memangkasnya hingga nol akibat pandemi Covid-19.
Langkah The Fed tersebut akan mengakhiri era "easy money". The Fed menaikkan suku bunga guna memerangi inflasi AS yang merajalela meski diyakini harga akan mulai turun tahun ini.
Untuk melihat arah pergerakan IHSG di sesi II berikut analisis teknikalnya.
Analisa Teknikal
![]() Teknikal |
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode waktu per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).
Mengacu pada penutupan IHSG, Indeks sudah tembus level supportnya di 6.593.
Apabila melihat indikator Relative Strength Index (RSI), saat ini momentum jual tampaknya menguat dengan RSI yang cenderung menurun.
Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.
Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. Saat ini RSI berada di level 47.
Apabila menggunakan indikator teknikal lain yakni Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis EMA 12 berada di atas garis EMA 26. Namun meski bar histogram berada di are positif tetapi menurun.
Di sesi II IHSG masih rawan terkoreksi dan berpeluang menguji level support selanjutnya di 6.550. Apabila level ini jebol maka IHSG berpeluang ambles ke 6.509.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000