
BI Janji Bunga Acuan Tetap Rendah, Tapi Sampai Kapan?

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan ke titik terendah sepanjang sejarah selama pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19). Perry Warjiyo, Gubernur BI, menegaskan suku bunga akan terus dipertahankan rendah hingga muncul tanda-tanda tekanan inflasi.
"Suku bunga rendah 3,5% kami tetap pertahankan sampai ada tanda-tanda kenaikan inflasi. Kami perkirakan kemungkinan paling awal awal triwulan III atau kemungkinan besar pada akhir tahun ini," kata Perry dalam Rapat Kerja bersama Komisi XI DPR RI, Kamis (27/1/2022).
Dalam Survei Pemantauan Harga (SPH) hingga pekan ketiga, BI memperkirakan inflasi Januari 2022 sebesar 0,58% (mtm). Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi Januari 2022 secara tahun kalender sebesar 0,58% (ytd), dan secara tahunan sebesar 2,20% (yoy).
Penyumbang utama inflasi Januari 2022 sampai dengan minggu III yaitu komoditas Bahan Bakar Rumah Tangga (BBRT) sebesar 0,12% (mtm), daging ayam ras sebesar 0,09% (mtm), telur ayam ras dan tomat masing-masing sebesar 0,05% (mtm), beras sebesar 0,04% (mtm), minyak goreng, sabun detergen bubuk/cair dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,03% (mtm), cabai rawit dan bawang merah masing-masing sebesar 0,02% (mtm), jeruk, bawang putih, dan mie kering instant masing-masing sebesar 0,01% (mtm).
Namun, Perry menilai tekanan inflasi itu hanya bersifat sementara. Tanda-tanda inflasi yang lebih nyata baru terjadi paling sepat kuartal III-2022.
(aji/aji)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Likuiditas Melimpah, Lihat Bunga Kredit Segini Bikin Nangis!
