
Dow Futures Melompat 300 Poin Jelang Konpers The Fed

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak berjangka (futures)indeks bursa Amerika Serikat (AS) cenderung flat pada perdagangan Rabu (26/1/2022), di mana investor masih menunggu konferensi pers hasil rapat bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed).
Kontrak futures indeks saham Dow Jones naik 300 poin (+0,88%). Kontrak serupa indeks S&P 500 menguat 1,2% dan Nasdaq melesat 1,9%.
Saham Microsoft naik 2% setelah merilis kinerja keuangan kuartalan terbarunya dan mendongkrak target pertumbuhan kinerja ke depan. Sebelumnya, saham tersebut diperdagangkan 4% lebih rendah ketika Microsoft merilis kinerja keuangan kuartal IV-2021 yang menunjukkan keuntungan biasa saja dari salah satu bisnis mereka, Azure Cloud.
The Fed dijadwalkan akan merilis risalah rapat pada Rabu (25/1/2022) pukul 2 siang waktu setempat. Bank sentral terkuat di dunia ini diprediksi tidak akan mengumumkan perubahan kebijakan, tapi para investor akan tetap mengawasi petunjuk mengenai kapan dan berapa banyak The Fed akan menaikkan suku bunga acuannya tahun ini.
Investor juga akan mengamati sinyal mengenai langkah selanjutnya yang akan diambil oleh The Fed ke depannya dan mencabut kebijakan yang telah diambil di tahun 2020 untuk mendorong ekonomi di tengah pandemi.
Kemarin, di pasar regular, indeks Dow Jones berakhir terkoreksi 66 poin (-0,2%). Namun, indeks berisi 30 saham unggulan ini sempat anjlok 818,98 poin dan langsung berbalik menguat 226,54 poin.
Pergerakan tersebut terjadi setelah indeks Dow Jones pulih dari koreksi 1.115 poin. Kemarin, indeks S&P 500 dan Nasdaq berakhir di zona koreksi dengan masing-masing turun sebanyak 1,2% dan 2,3%.
Perencana Investasi Global Commonwealth Financial Network Anu Gaggar berpendapat bahwa pasar yang volatil ini disebabkan oleh kecemasan investor menghadapi pengetatan kebijakan moneter The Fed.
"Pasar terasa seolah bergerak agak tak sejalan, tidak tahu arah, turun karena The Fed akan memperketat kebijakan atau naik karena ia akhirnya beraksi merespons inflasi," tambah Anu Gaggar dikutip dari CNBC International.
Dia menambahkan kenaikan suku bunga acuan dan pengurangan neraca keuangan The Fed yang bernilai US$ 9 triliun itu menunjukkan rezim moneter yang berubah sangat cepat.
Imbal hasil (yield) obligasi melonjak tajam di awal tahun untuk mengantisipasi pengetatan kebijakan moneter. Pekan lalu, yield obligasi tenor 10 tahun tercatat mencapai 1,9% tetapi turun menjadi 1,77% kemarin, di mana nilai tersebut masih lebih tinggi 20 basis poin (bp) sejak 2021. Namun, pada hari ini, imbal hasil tersebut naik kembali menjadi 1,79%.
Data perdagangan AS dijadwalkan akan dirilis pada Rabu pukul 08:30 pagi dan data penjualan rumah akan dirilis pada pukul 10 pagi waktu setempat.
Musim rilis laporan keuangan dijadwalkan pada hari yang sama, diisi oleh konstituen indeks Dow Jones, di antaranya Boeing dan AT&T yang akan merilis kinerjanya sebelum perdagangan dibuka. Tesla dan Intel juga dijadwalkan merilis data terbaru kuartal IV-2021 setelah perdagangan ditutup.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dow Futures Naik Tipis, Bursa AS Berpeluang Dibuka Menyamping