
Bursa 'Gembok' Lagi Saham BKDP dan Emiten Boy Tohir

Jakarta, CNBCÂ Indonesia - Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan suspensi (penghentian sementara) perdagangan saham emiten pertambangan batu bara metalurgi PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) dan emiten properti PT Bukit Darmo Property Tbk (BKDP) mulai perdagangan hari ini, Selasa (25/1/2022).
Bursa melakukan suspensi lantaran terjadinya peningkatan harga kumulatif yang signifikan terhadap kedua saham tersebut.
"Bursa mengimbau kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh Perseroan," jelas BEI dalam keterangannya, dikutip CNBC Indonesia, Selasa (25/1).
Dengan ini, sejak melantai di bursa pada 3 Januari 2022, ADMR sudah dua kali 'digembok'. Sebelumnya, pada 13-14 Januari 2022 saham emiten anak usaha PT Adaro Energy Tbk (ADRO)Â yang dinakhodai Garibaldi 'Boy' Thohir ini juga disuspensi lantaran sahamnya yang terbang tinggi.
Dalam sepekan, saham ADMR melejit 40,00%, sedangkan sejak melakukan penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) saham ini sudah meroket 950%.
Informasi terbaru soal ADMR adalah terkait pelaporan Dana Hasil Penawaran Umum Saham Perdana Tahun 2021. Per 14 Januari 2022, manajemen ADMR menjelaskan, dana hasil IPO belum dipergunakan seluruhnya. Asal tahu saja, ADMR berhasil meraup dana IPO sebesar Rp 660,71 miliar.
Sementara, saham BKDP juga sudah kali kedua pada tahun ini terkena suspensi bursa. Sebelumnya, pada 13-14 Januari 2022, saham BKDP disuspensi lantaran mengalami peningkatan harga secara signifikan.
Selama sepekan, saham ini terkerek 11,88%, sedangkan sejak awal tahun (ytd) melesat 28,41%.
Informasi teranyar dari BKDP adalah soal hasil paparan public (public expose) insidentil pada 20 Januari 2022.
Berdasarkan ringkasan public expose tersebut, manajemen BKDP menjelaskan di tengah pandemi Covid-19 ini perseroan lebih mengoptimalkan aset-aset yang ada, yaitu mal, apartemen, dan perkantoran.
Perseroan juga akan menunda penyelesaian proyek hotel seiring pagebluk yang sangat memukul industri perhotelan. Pertimbangan lainnya, juga karena adanya perubahan arsitektur khususnya interior, jelas manajemen, "untuk menciptakan perbedaan dengan kompetitor yang ada guna memperkuat daya saing".
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 'Ngamuk' 635%, BEI 'Gembok' Saham Boy Thohir & BKDP